Antusiasme Pasar Terhadap Trump dan AI Mulai Redup

Ketidakpastian Membayangi Pasar Saham Global: Tarif Trump dan Masa Depan AI

Pasar saham global yang sempat bergairah di akhir tahun lalu, didorong oleh antusiasme terhadap kecerdasan buatan (AI) dan kebijakan ekonomi Presiden Trump yang dianggap pro-pasar, kini menghadapi gelombang ketidakpastian. Optimisme tersebut tampaknya telah memudar di tahun 2025.

Ancaman tarif impor baru menjadi biang keladi. Pernyataan Trump tentang tarif timbal balik—memberlakukan pajak yang sama pada negara-negara yang memberlakukan pajak pada AS—telah membuat pasar saham merosot tajam. Ancaman tarif tambahan 25% untuk impor baja dan aluminium, yang dijadwalkan diumumkan Senin mendatang, diperkirakan akan semakin menekan pasar. Situasi ini diperburuk oleh kesepakatan Nippon Steel yang menarik diri dari upaya akuisisi U.S. Steel, meskipun akan berinvestasi di perusahaan baja Amerika tersebut.

Di sisi lain, AI—yang menjadi penggerak utama kenaikan pasar saham di tahun 2024—kini menimbulkan lebih banyak kekhawatiran daripada peluang. Munculnya DeepSeek, perusahaan AI asal China yang mengklaim membutuhkan biaya pelatihan jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan AI Amerika, telah mempertanyakan besarnya investasi Big Tech—yang diperkirakan mencapai lebih dari $300 miliar di tahun 2025—serta valuasi saham mereka. Meskipun para pemain utama di pasar saham tetap sama, arah pergerakannya kini berlawanan.

Gambaran Pasar Saat Ini:

  • Tarif Baja dan Aluminium Baru: Presiden Trump akan mengumumkan tarif tambahan untuk impor baja dan aluminium, yang akan menambah beban tarif yang sudah ada.
  • Penurunan Harga Mobil Listrik di China: Meskipun inflasi konsumen di China meningkat, harga produsen terus turun, mendorong perusahaan mobil listrik memberikan diskon dan pinjaman tanpa bunga untuk mendongkrak penjualan.
  • Pasar Tenaga Kerja AS yang Tidak Merata: Penambahan lapangan kerja di AS pada Januari lebih rendah dari perkiraan, namun tingkat pengangguran menurun dan upah rata-rata justru lebih tinggi dari ekspektasi.
  • Asia Naik, AS Turun: Pasar Asia-Pasifik menunjukkan kinerja positif di awal pekan, sementara pasar AS mengalami penurunan setelah ancaman tarif Trump. Hang Seng Index Hong Kong naik sekitar 1,8%, dan Straits Times Index Singapura mencapai rekor tertinggi.
  • Investasi Besar-besaran di AI: SoftBank berencana berinvestasi $40 miliar di OpenAI, sementara Meta, Amazon, Alphabet, dan Microsoft mengalokasikan total $320 miliar untuk AI dan pusat data. Namun, CEO Google DeepMind meragukan terobosan ilmiah signifikan dari DeepSeek.
  • Dominasi Batu Bara: Meskipun upaya transisi energi, permintaan batubara global tetap tinggi, terutama di Asia, dan diperkirakan akan tetap tinggi hingga tahun 2027.

Inflasi masih menjadi perhatian utama investor, dengan data Indeks Harga Konsumen dan Produsen untuk Januari yang akan dirilis minggu ini menjadi fokus utama. Laporan pekerjaan Januari menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih tinggi dari perkiraan, dan survei konsumen menunjukkan peningkatan ekspektasi inflasi.

Secara keseluruhan, pasar saham global saat ini dihadapkan pada ketidakpastian yang signifikan, di mana kebijakan proteksionis dan perkembangan teknologi AI menjadi faktor penentu utama. Investor perlu mencermati dengan saksama perkembangan terkini untuk mengantisipasi pergerakan pasar selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Posts