Kepindahan Antony dari Manchester United ke Real Betis pada bursa transfer Januari lalu telah menjadi perbincangan hangat. Bukan karena nilai transfernya yang fantastis, melainkan karena transformasi dramatis yang dialami pemain sayap asal Brasil ini. Setelah dianggap gagal bersinar di Old Trafford, Antony kini menjelma menjadi bintang di La Liga.
Pada masa baktinya di Manchester United, yang berlangsung sejak September 2022 hingga Januari 2025, Antony hanya mampu mencetak 12 gol dan 5 assist dalam 96 penampilan. Kinerja yang jauh dari ekspektasi mengingat harga transfernya yang tinggi saat direkrut dari Ajax Amsterdam. Banyak pihak mempertanyakan ketajaman dan kontribusinya bagi tim Setan Merah. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan performa Antony begitu kontras di dua klub berbeda ini?
Di Real Betis, segalanya tampak berbeda. Dalam empat pertandingan pertamanya, Antony telah mencetak tiga gol dan satu assist, bahkan tiga kali dinobatkan sebagai pemain terbaik lapangan (Man of the Match). Ia mengungkapkan kebahagiaannya yang luar biasa sejak bergabung dengan klub Spanyol tersebut. “Setiap hari saya bangun dengan senyuman,” ujarnya dalam sebuah wawancara, “Saya merasa menemukan diri saya lagi di sini. Orang-orang di sini seperti keluarga di Brasil, suasana yang hangat dan mendukung sungguh membantu saya.”
Antony sendiri mengakui bahwa ia kurang mendapatkan kesempatan bermain di Manchester United. Ia juga tidak secara langsung menyebut kekurangan di klub tersebut, tetapi secara tersirat ia menyebutkan bahwa faktor kebahagiaan dan lingkungan tim menjadi kunci keberhasilannya di Real Betis. Lingkungan yang mendukung dan kepercayaan dari pelatih serta rekan setim menjadi faktor krusial bagi kebangkitan performanya. Hal ini menunjukkan bahwa selain kualitas individu, faktor lingkungan tim juga sangat penting dalam menentukan kesuksesan seorang pemain sepak bola.
Sukses Antony di Real Betis menimbulkan pertanyaan besar bagi Manchester United. Apakah sebenarnya masalah terletak pada Antony sendiri, atau ada faktor lain di Old Trafford yang menghambat perkembangannya? Pertanyaan ini tentu menjadi bahan evaluasi bagi manajemen dan pelatih Manchester United. Keberhasilannya di Spanyol menjadi bukti bahwa seorang pemain yang tampaknya “gagal” di satu tempat, masih bisa bersinar di tempat lain, jika mendapatkan lingkungan dan kesempatan yang tepat. Kini, masa depan Antony bersama Manchester United masih menjadi misteri, tetapi performanya di Real Betis telah membuktikan kapasitasnya sebagai pemain bintang.
Kepindahan Antony dari Manchester United ke Real Betis pada bursa transfer Januari lalu telah menjadi perbincangan hangat. Bukan karena nilai transfernya yang fantastis, melainkan karena transformasi dramatis yang dialami pemain sayap asal Brasil ini. Setelah dianggap gagal bersinar di Old Trafford, Antony kini menjelma menjadi bintang di La Liga.
Pada masa baktinya di Manchester United, yang berlangsung sejak September 2022 hingga Januari 2025, Antony hanya mampu mencetak 12 gol dan 5 assist dalam 96 penampilan. Kinerja yang jauh dari ekspektasi mengingat harga transfernya yang tinggi saat direkrut dari Ajax Amsterdam. Banyak pihak mempertanyakan ketajaman dan kontribusinya bagi tim Setan Merah. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan performa Antony begitu kontras di dua klub berbeda ini?
Di Real Betis, segalanya tampak berbeda. Dalam empat pertandingan pertamanya, Antony telah mencetak tiga gol dan satu assist, bahkan tiga kali dinobatkan sebagai pemain terbaik lapangan (Man of the Match). Ia mengungkapkan kebahagiaannya yang luar biasa sejak bergabung dengan klub Spanyol tersebut. “Setiap hari saya bangun dengan senyuman,” ujarnya dalam sebuah wawancara, “Saya merasa menemukan diri saya lagi di sini. Orang-orang di sini seperti keluarga di Brasil, suasana yang hangat dan mendukung sungguh membantu saya.”
Antony sendiri mengakui bahwa ia kurang mendapatkan kesempatan bermain di Manchester United. Ia juga tidak secara langsung menyebut kekurangan di klub tersebut, tetapi secara tersirat ia menyebutkan bahwa faktor kebahagiaan dan lingkungan tim menjadi kunci keberhasilannya di Real Betis. Lingkungan yang mendukung dan kepercayaan dari pelatih serta rekan setim menjadi faktor krusial bagi kebangkitan performanya. Hal ini menunjukkan bahwa selain kualitas individu, faktor lingkungan tim juga sangat penting dalam menentukan kesuksesan seorang pemain sepak bola.
Sukses Antony di Real Betis menimbulkan pertanyaan besar bagi Manchester United. Apakah sebenarnya masalah terletak pada Antony sendiri, atau ada faktor lain di Old Trafford yang menghambat perkembangannya? Pertanyaan ini tentu menjadi bahan evaluasi bagi manajemen dan pelatih Manchester United. Keberhasilannya di Spanyol menjadi bukti bahwa seorang pemain yang tampaknya “gagal” di satu tempat, masih bisa bersinar di tempat lain, jika mendapatkan lingkungan dan kesempatan yang tepat. Kini, masa depan Antony bersama Manchester United masih menjadi misteri, tetapi performanya di Real Betis telah membuktikan kapasitasnya sebagai pemain bintang.