Aplikasi Cliq: Menjawab Krisis Kesepian di Era Digital
Seorang pengusaha muda berusia 30 tahun, Nicola Gunby, berhasil menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi masalah kesepian yang semakin meluas di era digital. Setelah mengalami sendiri kesulitan berteman di London, Gunby bersama pasangannya, Jason Iliffe, mendirikan Cliq, sebuah aplikasi jejaring sosial yang mendorong interaksi tatap muka.
Kekecewaan Gunby terhadap platform jejaring sosial yang ada—yang menurutnya terlalu transaksional atau usang—mendorongnya untuk menciptakan alternatif yang lebih bermakna. Cliq berbeda dari media sosial kebanyakan; aplikasi ini fokus pada pembentukan komunitas berbasis minat dan hobi, seperti lari, membaca, pilates, atau kelompok keagamaan. Tujuannya bukan sekadar scrolling tanpa henti, melainkan memfasilitasi pertemuan langsung dan membangun persahabatan nyata.
Sejak diluncurkan pada Februari 2023, Cliq telah berhasil mengumpulkan dana sebesar £528.900 ($646.000) dan memiliki 100.000 pengguna di seluruh dunia, dengan pasar utama di AS, Australia, Bali, dan Inggris. Kesuksesan Cliq sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan “epidemi kesepian” global. Survei Gallup tahun 2023 menunjukkan bahwa seperlima penduduk dunia merasa kesepian hampir sepanjang hari, dan hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan fisik dan mental. Laporan dari Surgeon General AS, Vivek Murthy, juga menekankan bahwa kesepian menjadi masalah lintas generasi yang serius.
Gunby berpendapat bahwa teknologi dan media sosial, ironisnya, justru memperburuk masalah kesepian. Kita merasa terhubung melalui ponsel, melihat aktivitas teman atau influencer, tetapi koneksi tersebut seringkali dangkal dan tidak memuaskan kebutuhan akan interaksi nyata. Cliq hadir sebagai solusi dengan menawarkan ruang untuk koneksi yang autentik, dimulai dari minat dan aktivitas bersama. Dengan adanya kegiatan bersama, anggota komunitas memiliki pembuka percakapan yang alami dan mengurangi rasa canggung yang seringkali menghambat interaksi sosial.
Cliq membedakan diri dari aplikasi jejaring sosial lainnya dengan menekankan koneksi langsung. Gunby menjelaskan bahwa platform ini berbeda dari media sosial yang lebih menekankan konsumsi konten. Cliq, menurutnya, adalah titik tengah antara nuansa menyenangkan media sosial dan kemudahan bertemu orang baru. Dengan menghubungkan pengguna secara daring sebelum pertemuan tatap muka, Cliq menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, khususnya bagi mereka yang cenderung introvert.
Keberhasilan Cliq menunjukkan potensi solusi berbasis komunitas dalam mengatasi masalah kesepian di dunia yang semakin terhubung secara digital, namun tetap terisolasi secara sosial. Aplikasi ini mengajak pengguna untuk “meletakkan ponsel” dan kembali menikmati interaksi manusia yang sesungguhnya, sebuah kebutuhan dasar manusia yang terkadang terlupakan dalam era digital.