Model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek-R1 besutan China telah menimbulkan guncangan di pasar saham teknologi AS. Kemampuannya yang canggih dan biaya pengembangan yang relatif rendah (diperkirakan hanya $6 juta) menimbulkan pertanyaan besar terhadap investasi miliaran dolar yang telah digelontorkan perusahaan teknologi besar Amerika.
Namun, dampak DeepSeek-R1 meluas melampaui gejolak pasar. Model ini, yang dirilis secara gratis untuk penggunaan komersial dan disertai dengan informasi teknisnya, menawarkan peluang besar bagi perusahaan teknologi India. Untuk pertama kalinya, mereka dapat mengembangkan dan menggunakan model AI yang kuat tanpa bergantung pada perusahaan teknologi besar AS.
Sebelumnya, pelatihan model bahasa besar membutuhkan ribuan chip AI yang mahal dan boros energi. DeepSeek-R1 mengubah lanskap ini. Hal ini dinilai sebagai “kemajuan penting” oleh CEO WNS, Keshav Murugesh, yang memperkirakan model ini akan memungkinkan pengembangan AI dalam bahasa-bahasa regional India dan membuka peluang penggunaan AI yang sebelumnya dianggap tidak ekonomis.
Pemerintah India juga mendukung perkembangan ini dengan mensubsidi akses ke chip AI (GPU) bagi akademisi dan startup. Hal ini diharapkan dapat mendorong pengembangan model AI di dalam negeri. Perusahaan jasa TI India seperti Infosys, yang sebelumnya bergantung pada model AI dari perusahaan AS seperti Meta, kini memiliki alternatif yang lebih terjangkau dan efisien.
Dampak positif DeepSeek-R1 bagi perusahaan TI India juga terlihat dari potensi pengalihan anggaran klien korporasi dari pengeluaran AI ke pengeluaran TI lainnya. Analis UBS memperkirakan hal ini akan meningkatkan pengeluaran TI secara keseluruhan. Namun, analis lain memperingatkan adanya potensi peningkatan persaingan di sektor ini, terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada raksasa cloud seperti Microsoft, Amazon, Google, dan Oracle.
Contoh keberhasilan penerapan AI, seperti pengurangan 30% panggilan layanan pelanggan di AT&T dalam satu tahun, menunjukkan potensi efisiensi dan penghematan biaya yang signifikan. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pengurangan lapangan kerja di India.
Selain dampak DeepSeek-R1, artikel ini juga membahas tantangan yang dihadapi Menteri Keuangan India dalam menyusun anggaran tahunan, perlambatan ekonomi, pergerakan investor asing di pasar saham India, dan prospek ekonomi di tahun 2025.
Secara keseluruhan, DeepSeek-R1 menghadirkan peluang dan tantangan bagi India. Meskipun menawarkan potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan, perlu diwaspadai dampaknya terhadap lapangan kerja dan persaingan di sektor TI.
Sumber Artikel :
https://www.cnbc.com/2025/01/30/cnbcs-inside-india-newsletter-how-chinas-deepseek-could-benefit-india.html.