Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

DeepSeek: Tantangan Baru bagi Dominasi AI Amerika

2
×

DeepSeek: Tantangan Baru bagi Dominasi AI Amerika

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, telah mengguncang pasar global dengan klaim model AI terbarunya, R1, yang mengungguli model OpenAI dengan biaya pengembangan jauh lebih rendah. Klaim ini, khususnya biaya pelatihan model bahasa besar (LLM) DeepSeek yang hanya mencapai US$5,6 juta, telah memicu kekhawatiran mengenai pengeluaran besar-besaran yang dilakukan raksasa teknologi untuk infrastruktur komputasi AI. Penurunan nilai pasar Nvidia sebesar hampir US$600 miliar dalam sehari menjadi bukti dampaknya.

Namun, klaim DeepSeek tidak diterima tanpa keraguan. Banyak pakar industri mempertanyakan validitasnya. DeepSeek mengembangkan R1, model penalaran yang mampu memecah perintah menjadi bagian-bagian kecil dan mempertimbangkan berbagai pendekatan sebelum memberikan respons, mirip dengan cara berpikir manusia. Model ini menggunakan teknologi yang sebagian besar sudah ada, namun DeepSeek merupakan yang pertama menerapkannya dalam model AI berkinerja tinggi dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pengembangan AI masih dalam tahap awal dan pendekatan yang diadopsi OpenAI bukanlah satu-satunya jalan.

Example 300x600

DeepSeek memiliki dua sistem utama: V3, LLM yang mendasari produknya, dan R1, model penalarannya. Kedua model ini bersifat open-source. V3 memiliki 671 miliar parameter, jauh lebih sedikit daripada model OpenAI yang diperkirakan memiliki setidaknya satu triliun parameter. DeepSeek mengklaim R1 memiliki kinerja setara dengan model OpenAI dalam tugas-tugas penalaran, berdasarkan berbagai tolok ukur. Biaya pelatihan V3 yang dilaporkan hanya US$5,6 juta, jauh lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh laboratorium AI Barat seperti OpenAI dan Anthropic. Namun, biaya operasional R1 masih belum jelas.

Perbandingan harga menunjukkan DeepSeek menetapkan harga R1 sebesar 55 sen AS per 1 juta token input dan US$2,19 per 1 juta token output, jauh lebih murah daripada OpenAI yang menetapkan harga US$15 per 1 juta token input untuk model o1.

Kontroversi muncul seputar klaim DeepSeek, terutama karena pengembangan modelnya dilakukan di tengah pembatasan ekspor chip AI canggih dari AS ke Tiongkok. DeepSeek mengklaim menggunakan chip Nvidia yang sudah ada, bukan chip H100 yang lebih canggih dan dilarang ekspor. Namun, beberapa pihak meragukan hal tersebut.

Meskipun ada keraguan, para ahli AI secara luas mengakui pencapaian DeepSeek sebagai langkah positif bagi industri. Beberapa berpendapat bahwa keberhasilan DeepSeek menandakan kemenangan bagi model AI open-source, bukan kemenangan Tiongkok atas AS. Beberapa bahkan menuduh DeepSeek melakukan pencurian teknologi. OpenAI sendiri sedang meninjau laporan yang menyatakan DeepSeek mungkin telah menggunakan data output dari model OpenAI secara tidak tepat.

Terlepas dari kontroversi, DeepSeek telah mendorong perdebatan mengenai komodifikasi AI dan menunjukkan potensi pengembangan model AI yang efisien dan terjangkau.

Sumber Artikel :
https://www.cnbc.com/2025/01/30/chinas-deepseek-has-some-big-ai-claims-not-all-experts-are-convinced-.html
.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *