Kedatangan Emil Audero Mulyadi ke Timnas Indonesia menimbulkan gelombang baru persaingan di bawah mistar gawang. Rencana naturalisasi mantan kiper Juventus ini, yang diperkirakan akan siap bermain pada laga melawan Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret mendatang, mengancam posisi sejumlah kiper lokal yang sebelumnya menjadi andalan.
Ernando Ari, yang sebelumnya menjadi pilihan utama, kini harus bersaing lebih ketat. Kehadiran Maarten Paes sebelumnya sudah membuat posisinya sedikit tergeser. Dengan Emil Audero, yang memiliki pengalaman di level tinggi bersama Juventus, Venezia, Sampdoria, dan Inter Milan, peluang Ernando Ari untuk kembali menjadi starter semakin kecil. Pelatih Patrick Kluivert diprediksi akan lebih memilih kiper naturalisasi yang lebih berpengalaman.
Nasib serupa juga mengancam Nadeo Argawinata. Meskipun pernah menjadi andalan Shin Tae-yong, performanya belakangan terlihat kurang konsisten dibandingkan Ernando Ari. Dengan hadirnya Emil Audero, kesempatan bermain Nadeo diprediksi akan semakin terbatas.
Cahya Supriadi, kiper muda berbakat dari FC Bekasi City, juga menghadapi tantangan besar. Meskipun diproyeksikan sebagai kiper masa depan, persaingan yang semakin ketat membuatnya sulit untuk menembus skuad utama. Mimpi Cahya untuk bersinar di kancah internasional harus menghadapi rintangan yang lebih berat.
Muhammad Riyandi, kiper Persis Solo, juga masuk dalam daftar kiper lokal yang terancam. Meskipun berbakat dan menjadi pilihan utama di klubnya, peluangnya di Timnas Indonesia masih sangat minim. Kedatangan Emil Audero semakin mempersempit kesempatannya untuk tampil di laga internasional.
Singkatnya, kedatangan Emil Audero Mulyadi menjadi ancaman nyata bagi para kiper lokal Timnas Indonesia. Persaingan di bawah mistar gawang semakin sengit, membuat para kiper lokal harus berjuang lebih keras untuk membuktikan kemampuan mereka dan merebut tempat di skuad utama. Tantangan ini akan menguji mental dan kemampuan mereka untuk bersaing di level tertinggi.
Kedatangan Emil Audero Mulyadi ke Timnas Indonesia menimbulkan gelombang baru persaingan di bawah mistar gawang. Rencana naturalisasi mantan kiper Juventus ini, yang diperkirakan akan siap bermain pada laga melawan Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret mendatang, mengancam posisi sejumlah kiper lokal yang sebelumnya menjadi andalan.
Ernando Ari, yang sebelumnya menjadi pilihan utama, kini harus bersaing lebih ketat. Kehadiran Maarten Paes sebelumnya sudah membuat posisinya sedikit tergeser. Dengan Emil Audero, yang memiliki pengalaman di level tinggi bersama Juventus, Venezia, Sampdoria, dan Inter Milan, peluang Ernando Ari untuk kembali menjadi starter semakin kecil. Pelatih Patrick Kluivert diprediksi akan lebih memilih kiper naturalisasi yang lebih berpengalaman.
Nasib serupa juga mengancam Nadeo Argawinata. Meskipun pernah menjadi andalan Shin Tae-yong, performanya belakangan terlihat kurang konsisten dibandingkan Ernando Ari. Dengan hadirnya Emil Audero, kesempatan bermain Nadeo diprediksi akan semakin terbatas.
Cahya Supriadi, kiper muda berbakat dari FC Bekasi City, juga menghadapi tantangan besar. Meskipun diproyeksikan sebagai kiper masa depan, persaingan yang semakin ketat membuatnya sulit untuk menembus skuad utama. Mimpi Cahya untuk bersinar di kancah internasional harus menghadapi rintangan yang lebih berat.
Muhammad Riyandi, kiper Persis Solo, juga masuk dalam daftar kiper lokal yang terancam. Meskipun berbakat dan menjadi pilihan utama di klubnya, peluangnya di Timnas Indonesia masih sangat minim. Kedatangan Emil Audero semakin mempersempit kesempatannya untuk tampil di laga internasional.
Singkatnya, kedatangan Emil Audero Mulyadi menjadi ancaman nyata bagi para kiper lokal Timnas Indonesia. Persaingan di bawah mistar gawang semakin sengit, membuat para kiper lokal harus berjuang lebih keras untuk membuktikan kemampuan mereka dan merebut tempat di skuad utama. Tantangan ini akan menguji mental dan kemampuan mereka untuk bersaing di level tertinggi.