Pemain diaspora Timnas Indonesia, Mees Hilgers, harus menelan pil pahit bersama FC Twente. Dalam laga leg kedua play-off 16 besar Liga Europa melawan Bodo/Glimt, Jumat (21/2/2025) dini hari WIB, Twente gagal melaju ke babak selanjutnya setelah kalah agregat 4-6. Kekalahan ini semakin getir karena diwarnai oleh dua gol bunuh diri, salah satunya dicetak oleh Hilgers sendiri.
Membawa modal kemenangan 2-1 dari leg pertama, Twente datang ke Norwegia dengan kepercayaan diri. Namun, mimpi indah itu sirna seiring berjalannya pertandingan. Meskipun sempat unggul 1-0 lebih dulu berkat gol bunuh diri Fredrik Sjovold (menit ke-26), Bodo/Glimt membalas lewat penalti Kasper Waarst Hogh (menit ke-56).
Drama terjadi di penghujung waktu normal. Pada menit 90’+2, Hilgers secara tidak sengaja membobol gawang sendiri saat mencoba menghalau umpan silang. Belum usai rasa kecewa, Bodo/Glimt kembali mencetak gol melalui Brice Wembangomo (menit 90’+4), membalikkan kedudukan menjadi 3-1 dan mengancam peluang lolos Twente. Sem Steijn sempat memperkecil ketinggalan (menit 90’+6) dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu dengan skor agregat imbang 4-4.
Sayang, di babak extra time, FC Twente tampak kehabisan tenaga. Bodo/Glimt memanfaatkan kelelahan tersebut dengan mencetak dua gol tambahan. Sondre Brunstad Fet (menit ke-111) dan Arno Vershueren (gol bunuh diri, menit ke-114) memastikan kemenangan tuan rumah 3-2 di leg kedua dan agregat 6-4 secara keseluruhan. Mimpi Twente untuk berlaga di 16 besar Liga Europa pun pupus. Kejadian ini menjadi catatan pahit bagi Hilgers dan seluruh tim FC Twente. Pertandingan ini diwarnai tiga gol bunuh diri, sebuah kejadian langka dan tak terlupakan dalam sejarah Liga Europa.
Pemain diaspora Timnas Indonesia, Mees Hilgers, harus menelan pil pahit bersama FC Twente. Dalam laga leg kedua play-off 16 besar Liga Europa melawan Bodo/Glimt, Jumat (21/2/2025) dini hari WIB, Twente gagal melaju ke babak selanjutnya setelah kalah agregat 4-6. Kekalahan ini semakin getir karena diwarnai oleh dua gol bunuh diri, salah satunya dicetak oleh Hilgers sendiri.
Membawa modal kemenangan 2-1 dari leg pertama, Twente datang ke Norwegia dengan kepercayaan diri. Namun, mimpi indah itu sirna seiring berjalannya pertandingan. Meskipun sempat unggul 1-0 lebih dulu berkat gol bunuh diri Fredrik Sjovold (menit ke-26), Bodo/Glimt membalas lewat penalti Kasper Waarst Hogh (menit ke-56).
Drama terjadi di penghujung waktu normal. Pada menit 90’+2, Hilgers secara tidak sengaja membobol gawang sendiri saat mencoba menghalau umpan silang. Belum usai rasa kecewa, Bodo/Glimt kembali mencetak gol melalui Brice Wembangomo (menit 90’+4), membalikkan kedudukan menjadi 3-1 dan mengancam peluang lolos Twente. Sem Steijn sempat memperkecil ketinggalan (menit 90’+6) dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu dengan skor agregat imbang 4-4.
Sayang, di babak extra time, FC Twente tampak kehabisan tenaga. Bodo/Glimt memanfaatkan kelelahan tersebut dengan mencetak dua gol tambahan. Sondre Brunstad Fet (menit ke-111) dan Arno Vershueren (gol bunuh diri, menit ke-114) memastikan kemenangan tuan rumah 3-2 di leg kedua dan agregat 6-4 secara keseluruhan. Mimpi Twente untuk berlaga di 16 besar Liga Europa pun pupus. Kejadian ini menjadi catatan pahit bagi Hilgers dan seluruh tim FC Twente. Pertandingan ini diwarnai tiga gol bunuh diri, sebuah kejadian langka dan tak terlupakan dalam sejarah Liga Europa.