Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Perbedaan Pendapat Locatelli dan Motta Usai Juventus Tersingkir dari Liga Champions

25
×

Perbedaan Pendapat Locatelli dan Motta Usai Juventus Tersingkir dari Liga Champions

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kekalahan mengejutkan Juventus dari PSV Eindhoven di leg kedua babak play-off Liga Champions dengan skor 1-3 (agregat 3-4) pada Kamis (20/02/2025) dini hari WIB memicu perdebatan panas antara kapten tim, Manuel Locatelli, dan pelatih, Thiago Motta. Peristiwa ini terjadi di Stadion Philips, Eindhoven, Belanda.

Locatelli, yang kecewa dengan penampilan timnya, secara blak-blakan menyatakan PSV lebih pantas lolos. Menurutnya, tim lawan menunjukkan keinginan yang lebih besar untuk meraih kemenangan. “Mereka bermain lebih baik dari kami. Mereka lebih menginginkannya. Lapangan selalu berbicara, sisanya hanyalah omongan,” tegas Locatelli. Ia menekankan perlunya evaluasi diri untuk memahami kesalahan yang terjadi. “Lapangan mengatakan bahwa mereka pantas menang. Kami harus saling menatap mata satu sama lain dan memahami apa yang salah,” tambahnya.

Example 300x600

Namun, pandangan Locatelli ini langsung dibantah oleh Motta dalam konferensi pers pasca-pertandingan. Motta mengakui keunggulan PSV dalam hal tekanan dan permainan, tetapi ia tak setuju dengan pernyataan kaptennya yang menyebut Juventus menyia-nyiakan peluang. “Memang benar bahwa mereka menekan lebih keras dan lebih unggul, namun kami juga memiliki peluang emas dengan tendangan Dusan Vlahovic yang membentur tiang gawang dan itu adalah pertandingan yang terbuka,” jelas Motta. Ia bersikeras bahwa Juventus telah berjuang keras hingga akhir, namun pada akhirnya kalah kualitas sepanjang pertandingan. “Kami tidak menyia-nyiakan apapun. Kami berusaha sampai akhir, tetapi pada akhirnya kami tidak lebih kuat di sepanjang pertandingan, jadi PSV layak untuk lolos,” tegasnya.

Perbedaan pendapat ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai dinamika internal Juventus. Apakah perbedaan strategi atau taktik menjadi faktor penentu kekalahan? Apakah komunikasi antar pemain dan pelatih kurang efektif? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi pertimbangan penting bagi Juventus untuk memperbaiki performa mereka di masa mendatang.

PSV Eindhoven kini akan menghadapi pemenang antara Arsenal dan Inter Milan di babak 16 besar. Drawing babak selanjutnya akan berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025. Kekalahan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Juventus yang harus rela absen dari kompetisi bergengsi Eropa tersebut. Bagaimana Juventus akan bangkit dari kegagalan ini dan memperbaiki kekurangannya, menjadi tantangan besar bagi Motta dan seluruh tim.

Kekalahan mengejutkan Juventus dari PSV Eindhoven di leg kedua babak play-off Liga Champions dengan skor 1-3 (agregat 3-4) pada Kamis (20/02/2025) dini hari WIB memicu perdebatan panas antara kapten tim, Manuel Locatelli, dan pelatih, Thiago Motta. Peristiwa ini terjadi di Stadion Philips, Eindhoven, Belanda.

Locatelli, yang kecewa dengan penampilan timnya, secara blak-blakan menyatakan PSV lebih pantas lolos. Menurutnya, tim lawan menunjukkan keinginan yang lebih besar untuk meraih kemenangan. “Mereka bermain lebih baik dari kami. Mereka lebih menginginkannya. Lapangan selalu berbicara, sisanya hanyalah omongan,” tegas Locatelli. Ia menekankan perlunya evaluasi diri untuk memahami kesalahan yang terjadi. “Lapangan mengatakan bahwa mereka pantas menang. Kami harus saling menatap mata satu sama lain dan memahami apa yang salah,” tambahnya.

Namun, pandangan Locatelli ini langsung dibantah oleh Motta dalam konferensi pers pasca-pertandingan. Motta mengakui keunggulan PSV dalam hal tekanan dan permainan, tetapi ia tak setuju dengan pernyataan kaptennya yang menyebut Juventus menyia-nyiakan peluang. “Memang benar bahwa mereka menekan lebih keras dan lebih unggul, namun kami juga memiliki peluang emas dengan tendangan Dusan Vlahovic yang membentur tiang gawang dan itu adalah pertandingan yang terbuka,” jelas Motta. Ia bersikeras bahwa Juventus telah berjuang keras hingga akhir, namun pada akhirnya kalah kualitas sepanjang pertandingan. “Kami tidak menyia-nyiakan apapun. Kami berusaha sampai akhir, tetapi pada akhirnya kami tidak lebih kuat di sepanjang pertandingan, jadi PSV layak untuk lolos,” tegasnya.

Perbedaan pendapat ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai dinamika internal Juventus. Apakah perbedaan strategi atau taktik menjadi faktor penentu kekalahan? Apakah komunikasi antar pemain dan pelatih kurang efektif? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi pertimbangan penting bagi Juventus untuk memperbaiki performa mereka di masa mendatang.

PSV Eindhoven kini akan menghadapi pemenang antara Arsenal dan Inter Milan di babak 16 besar. Drawing babak selanjutnya akan berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025. Kekalahan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Juventus yang harus rela absen dari kompetisi bergengsi Eropa tersebut. Bagaimana Juventus akan bangkit dari kegagalan ini dan memperbaiki kekurangannya, menjadi tantangan besar bagi Motta dan seluruh tim.

Sumber : https://www.bola.com/dunia/read/5928519/kapten-dan-pelatih-juventus-silang-pendapat-usai-disingkirkan-psv-di-liga-champions

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *