Ricky Kambuaya, gelandang Dewa United, tengah menikmati performa impresif di BRI Liga 1 2024/2025. Torehan dua gol dan lima assist dari 19 penampilan menjadi bukti kualitasnya. Ini menjadi modal berharga bagi Kambuaya untuk kembali merebut hati pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, setelah sempat tersisih di era Shin Tae-yong.
Di masa lalu, Kambuaya merupakan pilar penting di lini tengah Timnas Indonesia. Ia menjadi andalan Shin Tae-yong dalam berbagai ajang, termasuk Piala AFF dan Kualifikasi Piala Dunia. Namun, kedatangan gelombang pemain naturalisasi, khususnya Thom Haye, mengubah lanskap persaingan di lini tengah. Haye, dengan pengalaman Eropa yang mumpuni, menjadi pilihan utama Shin Tae-yong, mengurangi kesempatan bermain Kambuaya. Kehadiran pemain naturalisasi lainnya seperti Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On semakin mempersempit peluangnya.
Meskipun sempat tampil di awal putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kambuaya akhirnya harus rela duduk di bangku cadangan. Kehadiran Haye terbukti menjadi faktor utama yang membatasi menit bermainnya. Kemampuan dan pengalaman Haye yang mumpuni dari Eropa membuat Shin Tae-yong lebih memilihnya.
Kini, dengan pergantian pelatih ke Patrick Kluivert, Kambuaya memiliki kesempatan emas untuk kembali bersinar di Timnas. Konsistensi dan performa apiknya bersama Dewa United menjadi kunci utama. Namun, ia juga perlu memperbaiki catatan disiplinnya. Dua kartu merah langsung dan satu kartu merah tidak langsung, ditambah lima kartu kuning sepanjang musim, menjadi catatan buruk yang perlu dibenahi. Disiplin dan pengambilan keputusan yang lebih bijak akan menjadi nilai tambah bagi Kambuaya di mata pelatih baru. Tantangan besar menanti Kambuaya untuk membuktikan dirinya layak kembali memperkuat Timnas Indonesia.
Ricky Kambuaya, gelandang Dewa United, tengah menikmati performa impresif di BRI Liga 1 2024/2025. Torehan dua gol dan lima assist dari 19 penampilan menjadi bukti kualitasnya. Ini menjadi modal berharga bagi Kambuaya untuk kembali merebut hati pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, setelah sempat tersisih di era Shin Tae-yong.
Di masa lalu, Kambuaya merupakan pilar penting di lini tengah Timnas Indonesia. Ia menjadi andalan Shin Tae-yong dalam berbagai ajang, termasuk Piala AFF dan Kualifikasi Piala Dunia. Namun, kedatangan gelombang pemain naturalisasi, khususnya Thom Haye, mengubah lanskap persaingan di lini tengah. Haye, dengan pengalaman Eropa yang mumpuni, menjadi pilihan utama Shin Tae-yong, mengurangi kesempatan bermain Kambuaya. Kehadiran pemain naturalisasi lainnya seperti Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On semakin mempersempit peluangnya.
Meskipun sempat tampil di awal putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kambuaya akhirnya harus rela duduk di bangku cadangan. Kehadiran Haye terbukti menjadi faktor utama yang membatasi menit bermainnya. Kemampuan dan pengalaman Haye yang mumpuni dari Eropa membuat Shin Tae-yong lebih memilihnya.
Kini, dengan pergantian pelatih ke Patrick Kluivert, Kambuaya memiliki kesempatan emas untuk kembali bersinar di Timnas. Konsistensi dan performa apiknya bersama Dewa United menjadi kunci utama. Namun, ia juga perlu memperbaiki catatan disiplinnya. Dua kartu merah langsung dan satu kartu merah tidak langsung, ditambah lima kartu kuning sepanjang musim, menjadi catatan buruk yang perlu dibenahi. Disiplin dan pengambilan keputusan yang lebih bijak akan menjadi nilai tambah bagi Kambuaya di mata pelatih baru. Tantangan besar menanti Kambuaya untuk membuktikan dirinya layak kembali memperkuat Timnas Indonesia.