Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, Hasani Abdulgani, berbagi kisahnya dalam mengurus program naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia. Proses yang awalnya penuh tantangan dan kontroversi ini, menurutnya, dimulai atas instruksi langsung dari Ketua Umum PSSI saat itu. Tugasnya: memboyong pemain-pemain keturunan Indonesia yang tersebar di Eropa untuk memperkuat skuad Garuda.
Perjalanan Hasani tak mudah. Ia mengaku menghadapi banyak penolakan, bahkan dari teman-teman sesama wartawan senior yang menentang program naturalisasi. Ia dianggap menutup peluang bagi pemain lokal dan mendapat serangan pribadi. Namun, Hasani berpegang teguh pada prinsipnya: memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki darah Indonesia dan ingin membela negara leluhurnya. Nama-nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Kevin Diks, dan Mees Hilgers menjadi bukti nyata dari perjuangannya. Mereka, menurut Hasani, adalah anak-anak Indonesia yang ingin pulang dan berkontribusi bagi tanah air.
Meskipun dihujani kritik, Hasani juga mendapatkan dukungan luar biasa dari publik. Jumlah pengikutnya di Instagram melonjak drastis, menjadi bukti nyata apresiasi atas dedikasinya. Ia meyakini bahwa tindakannya sesuai aturan FIFA dan demi kemajuan sepak bola Indonesia. Hasani pun teguh dalam pendiriannya, memperjuangkan apa yang diyakininya benar untuk Timnas Indonesia.
Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, Hasani Abdulgani, berbagi kisahnya dalam mengurus program naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia. Proses yang awalnya penuh tantangan dan kontroversi ini, menurutnya, dimulai atas instruksi langsung dari Ketua Umum PSSI saat itu. Tugasnya: memboyong pemain-pemain keturunan Indonesia yang tersebar di Eropa untuk memperkuat skuad Garuda.
Perjalanan Hasani tak mudah. Ia mengaku menghadapi banyak penolakan, bahkan dari teman-teman sesama wartawan senior yang menentang program naturalisasi. Ia dianggap menutup peluang bagi pemain lokal dan mendapat serangan pribadi. Namun, Hasani berpegang teguh pada prinsipnya: memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki darah Indonesia dan ingin membela negara leluhurnya. Nama-nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Kevin Diks, dan Mees Hilgers menjadi bukti nyata dari perjuangannya. Mereka, menurut Hasani, adalah anak-anak Indonesia yang ingin pulang dan berkontribusi bagi tanah air.
Meskipun dihujani kritik, Hasani juga mendapatkan dukungan luar biasa dari publik. Jumlah pengikutnya di Instagram melonjak drastis, menjadi bukti nyata apresiasi atas dedikasinya. Ia meyakini bahwa tindakannya sesuai aturan FIFA dan demi kemajuan sepak bola Indonesia. Hasani pun teguh dalam pendiriannya, memperjuangkan apa yang diyakininya benar untuk Timnas Indonesia.