Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Raphael Varane Ungkap Konflik dengan Erik ten Hag di Manchester United

20
×

Raphael Varane Ungkap Konflik dengan Erik ten Hag di Manchester United

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Bek tengah Prancis, Raphael Varane, baru-baru ini memberikan pernyataan mengejutkan terkait hubungannya dengan mantan manajer Manchester United, Erik ten Hag. Dalam wawancara dengan The Athletic, yang kemudian dikutip The Mirror, Varane mengungkapkan adanya ketegangan dan ketidakharmonisan selama masa kerjanya di Old Trafford. Pernyataan ini muncul setelah Varane meninggalkan United pada musim panas 2024 dan pensiun dini karena cedera lutut. Ia bergabung dengan klub Serie A, Como, namun cedera tersebut memaksanya mengakhiri karier profesionalnya.

Varane, yang bergabung dengan MU dari Real Madrid pada tahun 2021 di bawah kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer, melihat dua musim terakhirnya di klub di bawah arahan Ten Hag. Ia menyoroti kurangnya fleksibilitas taktikal dari sang pelatih. “Rencana permainannya sangat kaku, dengan banyak instruksi,” kata Varane. “Sistemnya sedikit terhambat oleh instruksi pelatih, sedangkan kami bisa memberikan masukan untuk adaptasi di lapangan.”

Example 300x600

Ketidaksepakatan ini berlanjut hingga pada suatu titik, Varane bahkan absen selama hampir dua bulan. Ia menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh diskusi yang “kuat” dengan Ten Hag mengenai strategi dan pendekatan kepelatihan. “Kami saling mengatakan beberapa kebenaran, tetapi kemudian saya tidak bermain selama hampir dua bulan. Saya mengatakan bahwa saya tidak setuju dengan cara tertentu dalam melakukan sesuatu mengenai hubungan antara dia dan tim,” ujarnya. Perselisihan ini, menurut Varane, berdampak negatif pada suasana tim karena beberapa pemain merasa tidak puas.

Lebih lanjut, Varane mengklaim bahwa Ten Hag sering berkonflik dengan salah satu pemain penting di tim. “Dia selalu memerlukan contoh pemain yang selalu sendirian sepanjang berada di Manchester. Dia melakukan itu dengan setidaknya satu pemain penting di tim. Dia selalu berkonflik dengan pemimpin tertentu di grup. Itulah caranya dalam mengelola tim,” ungkap Varane.

Wawancara ini juga menyoroti kejutan Varane atas keputusan Ten Hag untuk tetap bertahan di Manchester United setelah musim 2023/2024. “Saya terkejut dia tetap bertahan,” kata Varane. “Hubungan dengan grup sudah tidak ada lagi.” Dengan demikian, pernyataan Varane ini melukiskan gambaran yang cukup kompleks tentang dinamika internal di Manchester United selama periode kepemimpinan Ten Hag, dan menjadi sebuah studi kasus tentang bagaimana perbedaan filosofi antara pelatih dan pemain dapat berdampak signifikan pada performa tim dan suasana ruang ganti. Siapa yang salah? Pertanyaan tersebut masih menjadi perdebatan. Namun, yang jelas, pengalaman Varane di Manchester United diwarnai oleh konflik yang tak terhindarkan.

Bek tengah Prancis, Raphael Varane, baru-baru ini memberikan pernyataan mengejutkan terkait hubungannya dengan mantan manajer Manchester United, Erik ten Hag. Dalam wawancara dengan The Athletic, yang kemudian dikutip The Mirror, Varane mengungkapkan adanya ketegangan dan ketidakharmonisan selama masa kerjanya di Old Trafford. Pernyataan ini muncul setelah Varane meninggalkan United pada musim panas 2024 dan pensiun dini karena cedera lutut. Ia bergabung dengan klub Serie A, Como, namun cedera tersebut memaksanya mengakhiri karier profesionalnya.

Varane, yang bergabung dengan MU dari Real Madrid pada tahun 2021 di bawah kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer, melihat dua musim terakhirnya di klub di bawah arahan Ten Hag. Ia menyoroti kurangnya fleksibilitas taktikal dari sang pelatih. “Rencana permainannya sangat kaku, dengan banyak instruksi,” kata Varane. “Sistemnya sedikit terhambat oleh instruksi pelatih, sedangkan kami bisa memberikan masukan untuk adaptasi di lapangan.”

Ketidaksepakatan ini berlanjut hingga pada suatu titik, Varane bahkan absen selama hampir dua bulan. Ia menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh diskusi yang “kuat” dengan Ten Hag mengenai strategi dan pendekatan kepelatihan. “Kami saling mengatakan beberapa kebenaran, tetapi kemudian saya tidak bermain selama hampir dua bulan. Saya mengatakan bahwa saya tidak setuju dengan cara tertentu dalam melakukan sesuatu mengenai hubungan antara dia dan tim,” ujarnya. Perselisihan ini, menurut Varane, berdampak negatif pada suasana tim karena beberapa pemain merasa tidak puas.

Lebih lanjut, Varane mengklaim bahwa Ten Hag sering berkonflik dengan salah satu pemain penting di tim. “Dia selalu memerlukan contoh pemain yang selalu sendirian sepanjang berada di Manchester. Dia melakukan itu dengan setidaknya satu pemain penting di tim. Dia selalu berkonflik dengan pemimpin tertentu di grup. Itulah caranya dalam mengelola tim,” ungkap Varane.

Wawancara ini juga menyoroti kejutan Varane atas keputusan Ten Hag untuk tetap bertahan di Manchester United setelah musim 2023/2024. “Saya terkejut dia tetap bertahan,” kata Varane. “Hubungan dengan grup sudah tidak ada lagi.” Dengan demikian, pernyataan Varane ini melukiskan gambaran yang cukup kompleks tentang dinamika internal di Manchester United selama periode kepemimpinan Ten Hag, dan menjadi sebuah studi kasus tentang bagaimana perbedaan filosofi antara pelatih dan pemain dapat berdampak signifikan pada performa tim dan suasana ruang ganti. Siapa yang salah? Pertanyaan tersebut masih menjadi perdebatan. Namun, yang jelas, pengalaman Varane di Manchester United diwarnai oleh konflik yang tak terhindarkan.

Sumber : https://www.bola.com/dunia/read/5927975/raphael-varane-buka-bukaan-konfliknya-dengan-erik-ten-hag-ada-ketegangan-kaget-mu-sempat-perpanjang-kontrak-sang-pelatih

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *