Ancaman Tarif Baru dan Data Ekonomi Membayangi Pasar Obligasi AS
Pasar obligasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan sedikit penurunan pada hari Senin, di tengah antisipasi rilis data ekonomi penting dan pengumuman tarif baru yang mengkhawatirkan. Yield obligasi Treasury 10 tahun turun kurang dari 1 basis poin menjadi 4,477%, sementara yield obligasi Treasury 2 tahun merosot lebih dari 2 basis poin ke angka 4,256%. Perlu diingat bahwa yield dan harga bergerak berlawanan arah.
Investor tengah menantikan sejumlah data ekonomi krusial minggu ini. Data inflasi inti (tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif) akan dirilis pada Rabu pagi, memberikan gambaran terkini tentang kesehatan ekonomi AS. Data selanjutnya meliputi indeks harga produsen (PPI) dan klaim pengangguran mingguan pada Kamis, serta data penjualan ritel pada Jumat.
Kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Kongres pada Selasa dan Rabu juga akan menjadi sorotan, karena investor akan mencari petunjuk mengenai kebijakan moneter mendatang.
Ketidakpastian semakin meningkat dengan rencana Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif baru. Presiden Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium, meskipun belum dijelaskan kapan tarif tersebut akan berlaku. Ia juga menyebutkan akan menerapkan tarif balasan terhadap negara-negara yang mengenakan pajak pada impor AS. Pengumuman ini menyusul pemberlakuan tarif terhadap Tiongkok yang telah diterapkan pada Minggu malam.
Lydia Boussour, ekonom senior di EY-Parthenon, memperingatkan potensi dampak negatif dari kebijakan ini. “Tarif yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan yang meningkat dapat mendorong bisnis untuk semakin bersikap wait-and-see, mengurangi perekrutan,” katanya. “Hal ini dapat menyebabkan perlambatan pekerjaan yang lebih parah, penurunan pendapatan, dan pengeluaran konsumen yang terbatas di tengah inflasi yang jauh lebih tinggi.” Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi AS.