Pasar Saham Tetap Positif Meski Volatilitas Meningkat
Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda positif, meskipun baru-baru ini mengalami peningkatan volatilitas. Penurunan tajam Jumat lalu, yang membuat Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 400 poin, disebabkan oleh kekhawatiran akan inflasi dan potensi kenaikan tarif impor AS. S&P 500 dan Nasdaq juga ikut terdampak, masing-masing turun 1% dan 1.4%. Ketidakstabilan ini bukanlah yang pertama; munculnya model AI DeepSeek di Januari lalu dan rencana tarif impor AS terhadap Meksiko dan Kanada (yang kemudian ditunda) juga memicu kekhawatiran serupa.
Meskipun Presiden Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif 25% pada impor baja dan aluminium, pasar bereaksi relatif tenang. Kontrak berjangka Dow bahkan naik lebih dari 200 poin, dan S&P 500 serta Nasdaq-100 futures menanjak 0.6% dan 0.8%.
Strategis pasar berpendapat bahwa volatilitas ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Julian Emanuel dari Evercore ISI melihat posisi S&P 500 yang mendekati rekor tertinggi (hanya 1.7% di bawahnya) sebagai keuntungan bagi Trump dalam negosiasi perdagangan. Ia bahkan memprediksi S&P 500 akan mencapai 6.800 pada akhir tahun, mewakili kenaikan 12.8% dari penutupan Jumat lalu.
Pendapat serupa disampaikan Solita Marcelli dari UBS, yang memperkirakan S&P 500 akan mencapai 6.600 pada akhir tahun. Ia menilai rencana tarif Trump sebagai strategi negosiasi dan meyakini pemerintah AS takkan mengorbankan pertumbuhan ekonomi atau memicu inflasi tinggi melalui tarif yang luas dan berkelanjutan.
Craig Johnson dari Piper Sandler menyarankan investor untuk melakukan rotasi portofolio, bukannya menarik diri dari pasar. Ia melihat performa indeks Russell Value 3000 (RAV) yang unggul terhadap indeks pertumbuhan menunjukkan pergeseran minat investor ke saham small-cap dan mid-cap bernilai.
Di berita lain, UBS menaikkan peringkat saham Johnson Controls menjadi “buy” dengan target harga $103, menandakan potensi kenaikan 17%. Hal ini didasarkan pada potensi peningkatan margin dan eksekusi strategi perusahaan yang lebih baik di bawah manajemen baru. Secara keseluruhan, para analis tetap optimistis terhadap prospek pasar saham meskipun volatilitas tetap ada.