Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, memberikan ultimatum tegas kepada pelatih Carlos Pena. Masa depan juru taktik asal Spanyol itu di Ibukota terancam jika Persija gagal mempertahankan posisinya di empat besar klasemen akhir BRI Liga 1 2024/2025.
Saat ini, Macan Kemayoran berada di peringkat kedua dengan raihan 40 poin dari 23 laga. Namun, keunggulan mereka atas pesaing di bawahnya terbilang tipis. Hanya selisih satu poin dari Dewa United di peringkat ketiga dan dua poin dari Bali United di posisi kelima. Situasi ini semakin genting setelah Persija melewati empat pertandingan tanpa kemenangan – tiga imbang dan satu kekalahan. Puncaknya, Persija harus rela berbagi poin dengan Persib Bandung (2-2) setelah sempat unggul dua gol.
Prapanca tak menampik bahwa target empat besar yang dibebankan kepada Pena sejak awal musim masih dalam jangkauan. Namun, ia menegaskan konsekuensi yang harus ditanggung Pena jika target tersebut gagal tercapai. “Kalau seandainya Persija terlempar dari empat besar, peringkat kelima, enam, atau tujuh, Carlos Pena out. Ada punishment, ada reward,” tegas Prapanca.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan Pena membawa Persija ke posisi dua atau bahkan juara akan berujung pada perpanjangan kontrak. Sebaliknya, jika performa tim terus merosot drastis, misalnya hingga peringkat sepuluh besar, maka kursi kepelatihan Pena akan terancam. “Kecuali tahu-tahu melorot ke peringkat kesepuluh, pasti entah itu diganti atau istilahnya dikeramasin lah,” tandasnya.
Tekanan bagi Pena jelas meningkat. Ia harus segera membenahi performa Persija agar tetap bersaing di papan atas dan menghindari ancaman pemecatan. Pertandingan-pertandingan ke depan akan menjadi penentu nasib sang pelatih di Persija.
Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, memberikan ultimatum tegas kepada pelatih Carlos Pena. Masa depan juru taktik asal Spanyol itu di Ibukota terancam jika Persija gagal mempertahankan posisinya di empat besar klasemen akhir BRI Liga 1 2024/2025.
Saat ini, Macan Kemayoran berada di peringkat kedua dengan raihan 40 poin dari 23 laga. Namun, keunggulan mereka atas pesaing di bawahnya terbilang tipis. Hanya selisih satu poin dari Dewa United di peringkat ketiga dan dua poin dari Bali United di posisi kelima. Situasi ini semakin genting setelah Persija melewati empat pertandingan tanpa kemenangan – tiga imbang dan satu kekalahan. Puncaknya, Persija harus rela berbagi poin dengan Persib Bandung (2-2) setelah sempat unggul dua gol.
Prapanca tak menampik bahwa target empat besar yang dibebankan kepada Pena sejak awal musim masih dalam jangkauan. Namun, ia menegaskan konsekuensi yang harus ditanggung Pena jika target tersebut gagal tercapai. “Kalau seandainya Persija terlempar dari empat besar, peringkat kelima, enam, atau tujuh, Carlos Pena out. Ada punishment, ada reward,” tegas Prapanca.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan Pena membawa Persija ke posisi dua atau bahkan juara akan berujung pada perpanjangan kontrak. Sebaliknya, jika performa tim terus merosot drastis, misalnya hingga peringkat sepuluh besar, maka kursi kepelatihan Pena akan terancam. “Kecuali tahu-tahu melorot ke peringkat kesepuluh, pasti entah itu diganti atau istilahnya dikeramasin lah,” tandasnya.
Tekanan bagi Pena jelas meningkat. Ia harus segera membenahi performa Persija agar tetap bersaing di papan atas dan menghindari ancaman pemecatan. Pertandingan-pertandingan ke depan akan menjadi penentu nasib sang pelatih di Persija.
