Arja | |
---|---|
![]()
Pertunjukan
Arja
pada 2020
|
|
Jenis | Opera |
Seni pendahulu | |
Budaya awal | Indonesia |
Arja adalah semacam opera khas Bali , merupakan sebuah dramatari yang dialognya ditembangkan secara macapat. Dramatari Arja ini adalah salah satu kesenian yang sangat digemari di kalangan masyarakat . Nama Arja diduga berasal dari kata Reja ( bahasa Sanskerta ) yang berarti "keindahan". Gamelan yang biasa dipakai mengiringi Arja disebut " " yang bersuara lirih dan merdu sehingga dapat menambah keindahan tembang yang dilantunkan oleh para penari.
Arja diperkirakan muncul pada tahun 1820-an , pada masa pemerintahan Raja Klungkung , . Menjelang berakhirnya abad 20 lahirlah Arja Muani, dimana semua pemainnya pria, sebagian memerankan wanita. Arja ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat, terutama karena menghadirkan komedi segar.
Fase
Tiga fase penting dalam perkembangan Arja adalah:
- Munculnya (Arja tanpa iringan gamelan , dimainkan oleh satu orang).
- (yang memakai gamelan dengan jumlah pelaku lebih dari satu orang).
- (yang dibawakan oleh antara 10 sampai 15 pelaku dengan struktur pertunjukan yang sudah baku seperti yang ada sekarang).
Lakon
Sumber lakon Arja yang utama adalah cerita Panji (Malat), kemudian lahirlah sejumlah cerita seperti Bandasura, Pakang Raras, Linggar Petak, I Godogan, Cipta Kelangen, Made Umbara, Cilinaya dan Dempu Awang yang dikenal secara luas oleh masyarakat.
Arja juga menampilkan lakon-lakon dari cerita rakyat seperti , , Basur dan serta beberapa lakon yang diangkat dari cerita Mahabharata dan Ramayana . Lakon apapun yang dibawakan Arja selalu menampilkan tokoh-tokoh utama yang meliputi Inya, Galuh, Desak (Desak Rai), Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar kakak beradik yang masing - masing terdiri dari Punta dan Kartala. Hampir semua daerah di Bali masih memiliki grup-grup Arja yang masih aktif.
Referensi
- (Indonesia) Babad bali.com: Arja