Ficus
|
|
---|---|
![]() |
|
Pohon ara sycamore , Ficus sycomorus | |
Klasifikasi ilmiah
![]() |
|
Kerajaan: | Plantae |
Klad : | Tracheophyta |
Klad : | Angiospermae |
Klad : | Eudikotil |
Klad : | Rosid |
Ordo: | Rosales |
Famili: | Moraceae |
Tribus: |
Ficeae
[ 1 ] |
Genus: |
Ficus
L. |
Spesies | |
Sekitar 850 |
Ficus ( / ˈ f ɪ k ʊ s / [ 2 ] ) adalah genus tumbuh-tumbuhan yang secara alamiah tumbuh di daerah tropis dengan sejumlah spesies hidup di zona ugahari . Terdiri dari sekitar 850 spesies, jenis-jenis Ficus ini dapat berupa pohon kayu, semak , tumbuhan menjalar dan epifit serta hemi-epifit dalam familia Moraceae . Secara umum jenis-jenisnya dikenal sebagai ara , pohon ara atau kayu ara ( Mink. kayu aro ; Sd. ki ara ; bahasa Inggris : fig trees atau figs ). Pohon tin ( Common Fig ; Ficus carica ) adalah spesies yang banyak ditemukan di daerah Asia Barat Daya, Timur Tengah dan sekitar Laut Tengah (dari Afganistan sampai Portugal ), dan dibudidayakan sejak zaman purba karena buahnya. Buah yang dihasilkan kebanyakan spesies dapat dimakan, meskipun hanya mempunyai nilai ekonomi lokal. Namun, buah-buah ini umumnya merupakan sumber makanan yang penting bagi banyak hewan liar. Pohon-pohon ara juga berperan penting dalam kebudayaan baik karena nilai religinya, seperti halnya pohon beringin ( F. benjamina ) dan pohon bodhi ( F. religiosa ), maupun karena banyak kegunaan praktis yang dihasilkannya.
Deskripsi
Ara ( Ficus ) kebanyakan berupa tumbuhan tropis yang hijau sepanjang tahun dan menghuni berbagai relung ekologi , namun beberapa spesies yang menggugurkan daun tumbuh terbatas di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi. [ 3 ] Jenis-jenis ara dikenali dari perbungaannya yang unik dan pola penyerbukannya ( ) yang khas, yang melibatkan sejenis tawon dari familia untuk menyerbuki bunga-bunganya yang tertutup.
Identifikasi jenis dari banyak spesiesnya agak sukar dilakukan, akan tetapi sebagai suatu kelompok, ara relatif mudah terbedakan dari jenis-jenis tumbuhan lainnya. [ 4 ] Banyak di antaranya yang memiliki akar gantung atau akar udara, bentuk perawakan yang khas; serta bentuk buah yang unik, yang membedakan kelompok ini dari tetumbuhan yang lain. Buah ara sebetulnya adalah karangan bunga tertutup yang dikenal sebagai bunga periuk ( ); disebut demikian karena bentuknya menyerupai periuk tertutup atau hampir tertutup, di mana pada dinding dalamnya berjejal-jejal kuntum-kuntum bunga ara yang berukuran amat kecil. Kelak, jika bunga-bunga ini telah berkembang menjadi buah, dengan ukuran yang sama kecilnya, barulah tepat dapat disebut sebagai buah, meskipun juga hanya buah semu .
Ciri-ciri vegetatif ara yang cukup khas, di antaranya, adalah adanya getah ( lateks ) putih hingga kekuningan, beberapa jenisnya dengan jumlah yang melimpah, yang keluar apabila bagian-bagian tumbuhan ara ini dilukai. Kuncup daunnya di ujung ranting terlindungi oleh sepasang daun penumpu yang lekas rontok, meninggalkan bekas berupa cincin di buku-buku rantingnya. Serta, tulang daun lateral yang pertama cenderung lurus dan menyudut terhadap ibu tulang daun di bagian pangkal daun; membentuk pola tiga-cabang ( tri-veined ) yang khas. Getah putih dan sepasang daun penumpu yang meninggalkan bekas cincin juga merupakan ciri suku Moraceae.
Ekologi dan kegunaan


Buah ara merupakan sumber makanan penting bagi sejumlah hewan pemakan buah ( frugivora ), termasuk kelelawar buah ( Megabat ; fruit bats ), monyet kapusin, monyet langur (Colobinae) dan lain-lain. Dengan demikian pohon-pohon ara merupakan spesies kunci ( keystone species ) di banyak ekosistem hutan hujan tropika . Terlebih lagi sangat penting untuk berjenis-jenis burung, seperti takur (Megalaimidae), punai , rangkong , perkici (Cyclopsittacini) dan merbah yang hampir sepenuhnya hidup dari buah ara pada musim buahnya. Sementara itu, banyak ulat berbagai jenis Lepidoptera yang makan daun-daun ara, misalnya beberapa spesies , Danaus chrysippus , (kupu-kupu Giant Swallowtail ), , dan , serta . Larva sejenis kumbang tanduk Anoplophora chinensis , melubangi dan memakan kayu-kayuan, termasuk kayu pohon ara; kadang-kadang ia menjadi hama di perkebunan ara. Serupa dengannya, ngengat sejenis hama putih Bemisia tabaci acap didapati menjadi hama bagi ara hias yang ditanam dalam pot; hama ini kemudian tersebar ke pelbagai tempat bersama pengiriman tanaman hias ini.
Kayu pohon ara umumnya lunak dan getahnya digunakan untuk beberapa hal, termasuk untuk membuat tempat penyimpanan harta mumi di Mesir kuno . Beberapa jenis ara (terutama , dan ) digunakan secara tradisional di Amerika Tengah untuk membuat ( Nahuatl : āmatl ), yakni sejenis kertas lokal yang diproduksi sejak ratusan tahun yang silam. ( ) digunakan untuk menghasilkan kain kulit kayu di Uganda . Pou , yang juga dikenal sebagai pohon bodhi ( F. religiosa ), bentuk daun-daunnya menginspirasi pola dekoratif kbach rachana di Kamboja . Sedangkan ( F. benghalensis ) dan ( F. elastica ), sebagaimana juga beberapa jenis ara yang lain, digunakan dalam pengobatan herbal.

Di Indonesia , beberapa macam genus Ficus juga dipergunakan dan masuk ke dalam budaya Indonesia . Misalnya, beringin ( Ficus benjamina ) yang selalu ditanam dalam jumlah tertentu di alun-alun menurut tradisi Jawa . ( Ficus deltoidea ) diseduh seperti teh oleh masyarakat Gayo untuk afrodisiak. Begitu juga oleh masyarakat Sunda yang mempergunakan tumbuhan ini sebagai obat. [ 5 ] Uyah-uyahan ( Ficus quercifolia ) juga direbus dan air rebusannya diminum untuk mengobati dan oleh masyarakat Bali Aga , tumbuhan ini dibalur bersamaan dengan garam untuk mengobati penyakit kulit . Ia juga dipakai untuk mengobati penyakit kembung. [ 6 ] Untuk mengobati teriris benda tajam, getah benying ( Ficus fistulosa ) dioles pada luka hingga kering 1-2 kali sehari. Sedangkan, di Sumba ara ditumbuk dan direbus untuk mengobati kecacingan . [ 7 ] Awar-awar ( Ficus septica ) digunakan pula oleh di Sumba untuk ibu yang baru saja melahirkan dan, di pihak lain, oleh masyarakat Tolaki digunakan untuk aborsi . [ 8 ]
Makna penting budaya dan agamawi

Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 310 kJ (74 kcal) |
19 g
|
|
Gula | 16 g |
Serat pangan | 3 g |
0.3 g
|
|
0.8 g
|
|
|
|
†
Persen AKG berdasarkan
rekomendasi Amerika Serikat
untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central |
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 1.041 kJ (249 kcal) |
64 g
|
|
Gula | 48 g |
Serat pangan | 10 g |
1 g
|
|
3 g
|
|
|
|
†
Persen AKG berdasarkan
rekomendasi Amerika Serikat
untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central |
Pohon-pohon ara sangat mepengaruhi kebudayaan melalui beberapa tradisi keagamaan. Antara lain yang sangat terkenal adalah " pohon bodhi " ( Pipal , Bodhi , Bo , atau Po ), yang merupakan spesies Ficus religiosa , ataupun pohon dari spesies Ficus benghalensis . Tumbuhan hidup tertua yang diketahui jelas tarikh penanamannya adalah sebatang pohon bodhi Ficus religiosa yang dikenal sebagai , ditanam di sebuah kuil di Anuradhapura , Sri Lanka oleh raja Tissa pada tahun 288 SM.
Hindu/Buddha
Di Asia Timur , pohon ara dianggap penting dalam Buddhisme , Hinduisme , dan Jainisme . Menurut tradisi, Buddha dikatakan mendapatkan bodhi (pencerahan) ketika bermeditasi di bawah pohon bodhi ( F. religiosa ). [ 9 ] Spesies yang sama disebut sebagai , yaitu " pohon dunia " dalam Hinduisme. Plaksa Pra-sravana disebut sebagai pohon ara yang akar-akarnya menjadi sumber Sungai Saraswati ; pohon ini sering dianggap sebagai F. religiosa walaupun mungkin lebih tepat sebagai .
Yahudi/Kristen
Pohon ara merupakan pohon ketiga yang disebutkan di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen , setelah "pohon kehidupan" dan "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat". [ 10 ] Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat untuk menutupi tubuh mereka setelah mereka tahu, bahwa mereka telanjang. [ 9 ] [ 11 ]
Buah ara juga termasuk daftar makanan yang ditemukan dalam Tanah Perjanjian menurut Taurat ( Ulangan 8 ). Yesus Kristus mengutuk sebatang pohon ara karena tidak menghasilkan buah ( Markus 11:12–14 ).
Islam
Pohon ara adalah salah satu dari dua yang disebutkan didalam Quran , salah satu surah didalam Quran diberi nama Surah At-Tin (سوره تین) yang bermakna "pohon ara ( tin )" karena diawali dengan sumpah Allah "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun" (QS. 95:1). Buah ara juga disebutkan dalam hadits sebagai buah yang menurut Nabi Muhammad turun dari surga serta dapat mengobati wasir dan encok . [ 9 ] [ 12 ]
Kebudayaan lain
Pohon ara dikeramatkan dalam budaya Siprus kuno di mana dijadikan lambang kesuburan.
Sistem reproduksi buah ara


Banyak spesies ara ditanam untuk buahnya, meskipun hanya Ficus carica yang dibudidayakan secara luas untuk tujuan ini. Buah ara, penting untuk makanan dan obat tradisional, mengandung bahan laksatif, flavonoid , gula , vitamin A dan C , asam-asam dan enzim -enzim. Namun, buah ara juga dapat menyebabkan alergi kulit, dan getahnya dapat menimbulkan iritasi mata yang serius. Buah ara digolongkan sebagai " buah semu " atau " buah majemuk ", di mana bunga dan biji tumbuh bersama membentuk satu massa tunggal. Genus , yang termasuk ke dalam famili Moraceae yang sama dengan pohon ara, mempunyai struktur bunga-bunga yang serupa dengan ara: kecil-kecil dan tertata dalam suatu dasar bunga ( receptaculum ), tetapi dasar bunga ini lebih kurang rata dan terbuka permukaannya.
Pengembangbiakan ara dapat dilakukan dengan melalui biji , setek , pencangkokan , atau ( grafting ). Namun, sebagaimana halnya tanaman lain, pohon ara yang dibiakkan dari biji tidak selalu menghasilkan tanaman yang bersifat sama dengan induknya; dan karena itu teknik ini hanya dilakukan untuk tujuan pembiakan dan pemuliaan. Tergantung dari spesiesnya, setiap buah ara dapat mengandung sampai beberapa ratus bahkan beberapa ribu biji. [ 13 ]
Telah disebutkan di atas, bahwa 'buah' ara ( syconium ) sesungguhnya adalah bunga majemuk , di mana dasar bunga bersamanya menggulung membentuk semacam periuk (karenanya, dikenal juga sebagai bunga atau buah periuk) yang hampir tertutup sama sekali. Bunga-bunganya yang berukuran amat kecil terletak di bagian dalam, berjejal-jejal pada dinding periuk tersebut. Dengan demikian bunga-bunga ini tiada tampak dari luar, kecuali apabila bunga periuk itu dibelah. Bunga-bunga periuk ini kebanyakan bersifat hermafrodit , berisi baik bunga jantan, betina, dan bunga mandul yang membesar ( gal ). Di ujung bunga periuk itu terdapat sebuah lubang kecil, yang disebut ostiole , yang setengah tertutup oleh semacam sekat-sekat atau kelopak.
Sistem penyerbukan ara yang unik melibatkan tawon khusus yang berukuran kecil pula, yang dikenal sebagai tawon ara , anggota suku . Tawon-tawon ara betina masuk ke dalam bunga periuk melalui celah ostiole tadi, dalam rangka mencari bunga-bunga mandul sebagai tempatnya meletakkan telur . Dalam pada itu, bunga-bunga betina ara akan terserbuki oleh serbuk sari yang melekat pada tubuh tawon ara, terbawa dari bunga periuk tempat asal tawon ara. Tanpa adanya tawon ara yang masuk ke ruang dalam periuk ini, bunga-bunga betina yang ada takkan dapat menjadi buah. Sedemikian jauhnya hubungan ko-evolutif di antara kedua jenis makhluk hidup itu, sehingga bunga-bunga ara hanya dapat diserbuki oleh tawon ara, dan tawon ara hanya dapat hidup dan berbiak di dalam buah periuk ara. Diketahui pula bahwa masing-masing spesies ara ber simbiosis dengan jenis-jenis tawon ara yang khas; yang berlainan dari spesies ke spesies.
Semua pohon ara asli di benua Amerika bersifat hermafrodit , sebagaimana halnya ( F. benghalensis ), beringin ( F. benjamina ), ( F. elastica ), bodhi ( F. religiosa ), dan lain-lain. [ 14 ] Sementara itu, tin ( Ficus carica ), ( ), serta beberapa jenis yang lain termasuk berumah dua (dioesis); yakni ada pohon yang menghasilkan bunga periuk hermafrodit, dan ada pula pohon yang melulu menghasilkan bunga periuk betina (berisi hanya bunga betina, yang nantinya berkembang menjadi buah). Tawon ara tumbuh dan berkembang di dalam bunga periuk hermafrodit; namun karena kedua macam bunga periuk itu tidak terbedakan bentuknya dari luar, tawon ara tetap mengunjungi dan menyerbuki keduanya.
Sejumlah spesies
- (Miq.) Miq. (= F. soldanella Warb. )
- Schott
- Reinw. ex Bl. – kebak , renghas, atau seuhang
- Ficus altissima Bl. - jerakah , ara jelateh
- Ficus ampelas Burm.f. – Pohon ampelas , rempelas, atau hampelas
- Ficus annulata Bl. - Beringin pencekik
- Dugand (= F. petenensis Lundell )
- [ 15 ]
-
- Ficus aspera var. parcelli
- Kunth & Bouche -
- Griff. -
- Miq. -
- Ficus aurea
- ( = F. roxburghii? )
- L. –
- Ficus benjamina L. – beringin
- (Miq.) Miq. -
- Warb.
- Hutch.
- Ficus callosa Willd. – Pangsor atau ilat-ilatan
- Del.
- C.C.Berg
- Ficus carica – tin
- - (Miq.) Miq.
- Bl. –
-
Thunb.
- Ficus cordata ssp. salicifolia (Vahl) Berg
- (Liebm.) Miq.
- Standl.
- Warb. ex Mildbr. & Burr.
- Ficus deltoidea Jack – Kicentong ( Su. ), leng ( Gy. ), salayar atau tabat barito ( Ind. )
- Bl. –
- Thunb. -
- C.C.Berg
-
Ficus elastica
– rambung,
karet merah
, atau karet kebo
- Ficus elastica cv. 'Decora'
- Ficus elastica var. variegata
- – Japanese fig, イヌビワ
- Warb. ex Mildbr. & Burr. (= F. kiloneura Hornby )
- Ficus fistulosa Reinw. - Benying ( Ind. ), beunying ( Su. ), ai yumbul ( Sum. )
- Reinw. ex Bl. - , kebeg lenga
- Summerh.
- Teijsm. & Binnend. -
- Dugand
- (Miq.) Wall. ex. King - , walili
- Bl. -
- (Miq.) Del. (= F. sonderi Miq. )
- ( endemik Samoa , nama lokal: Mati .)
- Summerh.
- Burm.f. –
- Lundell
- [ 16 ]
- [ 17 ]
- Vahl -
- Ficus hispida L.f. - luwing ( Jw. ), bisoro ( Ind. )
- L.
- (Sond.) Miq.
-
- Ficus insipida ssp. insipida
- Ficus insipida ssp. scabra
- Bl. -
- – Johore Fig [ 18 ]
- ( Miq. ) Miq.
- –
- (Miq.) Miq.
- King. -
- - pohon kota Chongqing , Republik Rakyat Tiongkok
- Bl. -
- C.C.Berg
- Vahl (= F. vogelii , F. nekbudu , F. quibeba Welw. ex Fical. )
- Ficus lyrata – Kimunding
- Standl.
- Bl. - , masalukow
- Horne ex Baker
- C.C.Berg
- Ficus mexiae
-
Ficus microcarpa
L.
-
Bonsai kimeng
, preh, atau seprih
- Ficus microcarpa var. hillii – Hill's Fig
- Ficus microcarpa var. nitida – (kadang-kadang dianggap subspesies dari F. retusa atau jenis tersendiri)
- Miq. – longusei ( Sulawesi )
- F.Muell. ex Benth.
- Ficus montana – uyah-uyahan ( Ind. ), uyah-uyah ( Bl. ), amis mata ( Su. )
- Dugand
-
Hochst.
- Ficus natalensis ssp. leprieurii
- Ficus natalensis ssp. natalensis
- C.C.Berg
- Bl. -
- (Miq.) Miq.
- ( Miq. ) Miq.
- Ficus padana Burm.f. - hamerang putih
- Bl. - , seprah
- (= F. palmeri )
- Vázq.Avila & C.C.Berg
-
Vahl
- Ficus polita ssp. polita
- G.Forst. (= F. mariannensis Merr. )
- Blanco
- Bl. - , ki ara pereng
-
Ficus pumila
–
dolar rambat
- Ficus pumila var. awkeotsang
- Ficus punctata Thunb. -
- Roxb. -
- Ficus racemosa L. - loa , lo, elo; udumbara ( bahasa Sanskerta ), umbar (India)
- Bl. -
- Ficus religiosa L. – bodhi
- Ficus retusa L. –
- Reinw. – , walen, ampelas bawang
- C.C.Berg
- = F. auriculata ?
- Ficus rumphii Bl. –
- Ficus sagittata Vahl. – Laweyan atau beringin pemanjat
- Vahl (= F. pretoriae Burtt Davy )
- Warb.
- [ 19 ]
- G.Forst.
- Ficus septica – Awar-awar ( Ind. ), kalambaki , pidi rara ( Sum. ), libonu ( Tl. )
- Thunb. – Modang lalisiak
- Warb.
- Miq. –
- Bl. – Kiara beas , bunuk, bulu emprit
- Ficus superba Miq. – krasak , klebet
- Forssk. (= F. capensis )
-
–
, Fig-mulberry
- Ficus sycomorus ssp. sycomorus
- Ficus sycomorus ssp. gnaphalocarpa (Miq.) C.C. Berg
- Hutch. (= F. smutsii Verdoorn )
- Ficus tinctoria L.f. – Ara bereteh , bulu panggang
- Standl.
-
Warb.
- Ficus tremula ssp. tremula
- Bak. (= F. hippopotami Gerstn. )
- L.f.
- Ficus uncinata Becc. – dali , endemik Kalimantan
- Ficus variegata Bl. - Nyawai , gondang, atau kondang
- Wall. ex. Miq. – Datuan
- Warb.
- Ficus villosa Bl. – Ara bulu
-
Ficus virens
W.Ait.
–
Ara bunut
- Ficus virens var. sublanceolata
- Ficus virens var. glabella (Bl.) Corner – , wunut, iprih, jerakah bulu
- Wall. – kayu ara
- Desv.
Daftar pohon ara terkenal
- – Pohon dunia dalam agama Hindu , held to be a supernatural F. religiosa
- – tergolong F. religiosa
- of the Odyssey , presumably a F. carica
- – tergolong F. virens
- – tergolong F. carica
- – another supernatural fig in Hinduism; usually identified as F. religiosa but probably F. infectoria
- – a F. macrophylla
- – another F. religiosa , planted in 288 BCE, the oldest human-planted tree on record
- – tergolong F. benghalensis , a and once the largest organism known
- – " 's Sacred Fig tree", a village in India named after a famous F. religiosa that until recently stood there
- - Pohon ara terbesar, di Pretoria, Afrika Selatan
Lihat pula
- , ahli seni papel amate terkenal
- dan , distrik di Thailand yang dinamai menurut spesies Ficus
- Beringin
- Bodhi (pohon)
Referensi
- ^ " Ficus L" . Germplasm Resources Information Network . United States Department of Agriculture . 2009-01-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-22 . Diakses tanggal 2009-03-11 .
- ^ Sunset Western Garden Book, 1995:606–607
- ^ Halevy, Abraham H. (1989), Handbook of Flowering Volume 6 of CRC Handbook of Flowering , CRC Press, hlm. 331, ISBN 978-0-8493-3916-5 , diakses tanggal 2009-08-25
- ^ Quigley's Plant identification 10:100
- ^ Hidayat, Syamsul (2005). Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia . hal.62 & 208. Jakarta :Penebar Swadaya. ISBN 979-489-944-5 .
- ^ Hidayat, Syamsul. "ibid". hal.36-37 & 223.
- ^ Hidayat, Syamsul. "ibid". hal.181 & 225.
- ^ Hidayat, Syamsul. "ibid". hal. 198 & 260.
- ^ a b c Roberts, E.B. (2012). The Parables of Jesus Christ: A Brief Analysis . Bloomington, IN: Booktango. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-20 . Diakses tanggal 2013-07-26 .
- ^ Kejadian 2:9
- ^ Kejadian 3:7
- ^ M. Rusli Tsauri (2011). Studi Etnobotani Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Obat Penyakit Pada Anak Di Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura (Skripsi). Malang: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. [ pranala nonaktif permanen ]
- ^ "Figs4fun.com" (PDF) . Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-03-01 . Diakses tanggal 2012-01-05 .
- ^ Berg & Corner (2005)
- ^ Brazil. Described by Carauta & Diaz (2002): pp.38–39
- ^ Brazil, Paraguay and Argentina: Carauta & Diaz (2002): pp.64–66
- ^ Brazil: Carauta & Diaz (2002): pp.67–69
- ^ "Changitrees" . Habitatnews.nus.edu.sg. 2002-09-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-19 . Diakses tanggal 2012-01-05 .
- ^ Wu et al., 2003, Flora of China
Pustaka tambahan
- Berg, C.C., Hijmann, M.E.E. (1989). "Chapter 11: Ficus ". In: Flora of Tropical East Africa . R.M. Polhill (ed.). hlm. 43–86.
- Berg, C. C. & Corner, E. J. H. (2005). Moraceae: Ficeae Diarsipkan 2022-11-06 di Wayback Machine .. In: Flora Malesiana Ser. I, vol. 17 , part 2.
- California Rare Fruit Growers, Inc. (CRFG) (1996): Fig Diarsipkan 2020-10-31 di Wayback Machine .. Retrieved November 1, 2008.
- Carauta, Pedro; Diaz, Ernani (2002): Figueiras no Brasil . Editora UFRJ, Rio de Janeiro. ISBN 85-7108-250-2
- Condit, Ira J. (1969): Ficus : the exotic species. University of California, Division of Agricultural Sciences. 363 pp.
- Denisowski, Paul (2007): Chinese–English Dictionary Diarsipkan 2021-03-03 di Wayback Machine . – Fig Diarsipkan 2006-11-29 di Wayback Machine .. Retrieved November 1, 2008.
- Harrison, Rhett D. (2005): Figs and the diversity of tropical rain forests. Bioscience 55 (12): 1053–1064. DOI : [1053:FATDOT 2.0.CO;2 10.1641/0006-3568(2005)055[1053:FATDOT]2.0.CO;2] PDF fulltext Diarsipkan 2021-02-24 di Wayback Machine .
- Kislev, Mordechai E.; Hartmann, Anat & Bar-Yosef, Ofer (2006a): Early Domesticated Fig in the Jordan Valley. Science 312 (5778): 1372. DOI : 10.1126/science.1125910 (HTML abstract) Supporting Online Material Diarsipkan 2009-07-10 di Wayback Machine .
- Kislev, Mordechai E.; Hartmann, Anat & Bar-Yosef, Ofer (2006b): Response to Comment on "Early Domesticated Fig in the Jordan Valley". Science 314 (5806): 1683b. DOI : 10.1126/science.1133748 PDF fulltext Diarsipkan 2009-03-26 di Wayback Machine .
- Lev-Yadun, Simcha; Ne'eman, Gidi; Abbo, Shahal & Flaishman, Moshe A. (2006): Comment on "Early Domesticated Fig in the Jordan Valley". Science 314 (5806): 1683a. DOI : 10.1126/science.1132636 PDF fulltext Diarsipkan 2009-03-26 di Wayback Machine .
- Lewington, Anna & Parker, Edward (1999): Ancient trees: Trees that live for 1000 years : 192. London, Collins & Brown Limited.
- Rønsted, Nina; Weiblen, George D.; Cook, James M.; Salamin, Nicholas; Machado, Carlos A. & Savoainen, Vincent (2005): 60 million years of co-divergence in the fig-wasp symbiosis. 272 (1581): 2593–2599. DOI : 10.1098/rspb.2005.3249 PDF fulltext Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine .
- Shanahan, M.; Compton, S. G.; So, Samson & Corlett, Richard (2001): Fig-eating by vertebrate frugivores: a global review. 76 (4): 529–572. DOI : 10.1017/S1464793101005760 PDF fulltext Electronic appendices
- Van Noort, Simon (2006-12-18). "The species richness of fig wasps (Hymenoptera: Chalcidoidea: Agaonidae, Pteromalidae) in Yemen" . Fauna of Arabia (22): 449–472. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-23 . Diakses tanggal 1 January 2013 .
Pranala luar
- Figweb Diarsipkan 2005-04-28 di Wayback Machine . Major reference site for the genus Ficus
- Video: Interaction of figs and fig wasps Diarsipkan 2006-02-12 di Wayback Machine . Multi-award-winning documentary
- Fruits of Warm Climates: Fig Diarsipkan 2021-01-25 di Wayback Machine .
- California Rare Fruit Growers: Fig Fruit Facts Diarsipkan 2020-10-31 di Wayback Machine .
- North American Fruit Explorers: Fig Diarsipkan 2009-04-10 di Wayback Machine .
- BBC: Fig fossil clue to early farming Diarsipkan 2006-06-02 di Wayback Machine .
- La Photothèque PH.S., p. 45-47: Numbers of Ficus pictures Diarsipkan 2013-04-06 di Wayback Machine .
- Wayne's Word: Sex Determination & Life Cycle in Ficus carica Diarsipkan 2009-09-02 di Wayback Machine .
- Figs 4 Fun: The Weird Sex Life of the Fig Diarsipkan 2021-03-01 di Wayback Machine .
- Figs nutritional information Diarsipkan 2015-03-03 di Wayback Machine .
- Video