![]()
Patung Yesus di Mansinam
|
|
Geografi | |
Koordinat | 0°54′6.575″S 134°6′6.038″E / 0.90182639°S 134.10167722°E |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Barat |
Kabupaten | Manokwari |
Distrik | Manokwari Timur |
![]() |
Pulau Mansinam adalah pulau yang menjadi pariwisata religi umat Kristen Protestan di Papua. [ 1 ] [ 2 ] Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Papua Barat . [ 3 ] Letaknya sekitar 6 Kilometer dari Kota Manokwari . [ 3 ] Untuk mencapai pulau ini hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit menggunakan kapal mesin. [ 3 ]
Sejarah
Setiap tahun pada tanggal 5 Februari , ribuan orang dari penjuru Papua datang ke tempat ini untuk mengadakan perayaan memperingati kedatangan Ottow dan Geissler. [ 3 ] Dua orang berkebangsaan Jerman ini tiba di Pulau Mansinam dengan membawa misi penyebaran injil . [ 3 ] Namun saat itu, suku yang mendiami Pulau Mansinam bersikap tertutup terhadap orang asing yang datang. [ 3 ] Ottow dan Geissler tidak menyerah. [ 3 ] Mereka terus berjuang untuk menyebarkan agama Kristen kepada Suku Biak , yakni suku yang saat itu mendiami Pulau Mansinam. [ 3 ]
Suatu ketika, Geissler sakit hingga membuatnya harus meninggalkan Pulau Mansinam [ 3 ] Geissler memilih ke Ternate untuk memulihkan keadaannya. Sementara, Ottow tetap tinggal di Pulau Mansinam. [ 3 ] Ottow mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui hubungan dagang. [ 3 ] Ia membeli hasil-hasil alam Pulau Mansinam dari penduduk, seperti kerang, teripang ikan, ataupun burung cenderawasih. [ 3 ] Kemudian ia menjualnya kepada saudagar dari kapal Van Duivenbode. [ 3 ] Keuntungan dari penjualan tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup. [ 3 ]
Pada tanggal 12 Januari 1856, Geissler kembali ke Tanah Papua, tepatnya ke Pulau Mansinam. [ 3 ] Mereka berdua bahu-membahu untuk meneruskan misi menyebarkan ajaran Kekristenan. [ 3 ] Geissler yang memiliki keterampilan sebagai tukang kayu mengajarkan Suku Biak cara membuat rumah. [ 3 ] Sedangkan Ottow memiliki kemampuan menenun yang baik. [ 3 ] Kemampuan menenunnya ia sebarkan di Mansinam hingga Suku Biak mengenal pakaian lalu mulai meninggalkan cawat maupun koteka . [ 3 ] Keterampilan yang diajarkan Ottow dan Geissler pun menyebar ke Biak, Serui, Nabire, Wasior, dan daerah Papua lainnya. [ 3 ]
Tidak hanya itu, mereka juga mempelajari bahasa lokal suku setempat kemudian menerjemahkan doa-doa ke dalam bahasa lokal tersebut. [ 3 ] Dua rasul bagi orang Papua ini juga mengajarkan Suku Biak di Pulau Mansinam membaca dan menulis. [ 3 ] Awalnya masyarakat suku Biak sangat sulit untuk sekadar memegang pensil. [ 3 ] Namun, kegigihan suku Biak yang didampingi dengan kesabaran Ottow dan Geissler untuk bisa keluar dari kegelapan membuat mereka bisa membaca dan menulis. [ 3 ] Kemudian untuk mempermudah sosialisasi ajaran Kristen, Ottow dan Geissler melakukan penerjemahan injil ke dalam bahasa Melayu yang berfungsi sebagai basantara . [ 3 ] Hal ini pun akhirnya menyebar ke daerah Papua lainnya. [ 3 ] Inilah yang menjadi cikal bakal masyarakat Papua lainnya mengenal ilmu pengetahuan. [ 3 ]
Sekitar beberapa kilometer sebelum berlabuh di Pulau Mansinam, dapat terlihat semacam tugu berbentuk salib. [ 2 ] [ 4 ] Itu lah sebuah prasasti yang diperuntukan bagi jasa Ottow dan Geissler. [ 2 ] [ 5 ] Pada bagian bawah prasasti tertulis, Soli deo Gloria De Eerste Zendelingen van Nederlandsch Nieuw Guinee C.W. Ottow En J.G. Geissler Zyn Hier Geland op 5-2-1855 (zending pertama untuk Papua Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855). [ 4 ]
Rujukan
- ^ . Papuapos. Diarsipkan dari tanggal 2014-12-11 . Diakses tanggal 13 Mei 2014 .
- ^ a b c . Mansinam . Diakses tanggal 13 Mei 2014 .
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa "Pulau Mansinam" . Indonesia.travel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-08 . Diakses tanggal 13 Mei 2014 .
- ^ a b "Pulau Mansinam" . Suarapembaruan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-17 . Diakses tanggal 13 Mei 2014 .
- ^ "Pulau Mansinam" . Beritadaerah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-27 . Diakses tanggal 13 Mei 2014 .