Raja Melewar
مليوار |
|||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan | |||||||||
![]()
Raja Melewar dengan pakaian tradisional dan latar belakang rumah gadang
|
|||||||||
Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan I | |||||||||
Berkuasa | 1773 – 1795 | ||||||||
Penobatan | 1773 | ||||||||
Pendahulu | Jabatan dibentuk | ||||||||
Penerus | |||||||||
|
|||||||||
Kelahiran |
Raja Mahmud ibni Sultan Abdul Jalil
Pagaruyung |
||||||||
Kematian |
1795
Rembau , Negeri Sembilan |
||||||||
Pemakaman | |||||||||
Pasangan |
Che Sani binti Datuk Penghulu Naam
Che Puan Jangka binti Datuk Penghulu Ulu Muar |
||||||||
Keturunan |
Tunku Puan Aishah
Tunku Totok Tunku Kadir |
||||||||
|
|||||||||
Dinasti | Pagaruyung | ||||||||
Ayah | Sultan Abdul Jalil | ||||||||
Ibu | Ratna Indusari | ||||||||
Agama | Sunni Islam |
Raja Mahmud ibni Almarhum Sultan Abdul Jalil , dikenal sebagai Raja Melewar ( Tulisan Jawi : راج مليوار), merupakan pendiri lembaga dan menjadi Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan pertama, memerintah sejak tahun 1773 hingga wafatnya pada tahun 1795 . [ 1 ] Baginda berasal dari kerabat diraja Pagaruyung , Minangkabau , Sumatra Barat .
1. Pendahuluan
Raja Melewar, yang nama aslinya Raja Mahmud ibni Almarhum Sultan Abdul Jalil [ 2 ] , adalah tokoh penting dalam sejarah Negeri Sembilan. Baginda diakui sebagai Yang di-Pertuan Besar (juga disebut Yamtuan Besar) Negeri Sembilan pertama, memegang tampuk pemerintahan sejak 1773 hingga wafatnya pada 1795. [ 3 ] Berasal dari Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau, Sumatera [ 4 ] , kedatangan dan penobatan Raja Melewar menandai berdirinya lembaga kesultanan Negeri Sembilan yang unik, berbeda dari negeri-negeri Melayu lainnya.
Penetapan jabatan Yamtuan Besar di bawah Raja Melewar bukan hanya untuk mengisi kekosongan kekuasaan, tetapi juga langkah strategis para pemimpin adat lokal (Penghulu Luak). Saat itu, wilayah ini mengalami ketidakstabilan karena kemunduran Kesultanan Johor dan ancaman Bugis. [ 5 ] Dalam konteks tersebut, para penghulu membutuhkan pemimpin yang berwibawa dan memiliki legitimasi adat kuat. Dengan mengundang seorang pangeran dari Pagaruyung, sumber tertinggi adat Minangkabau [ 6 ] , mereka berharap memperkuat posisi politik, mendapatkan naungan, dan menjaga kelangsungan Adat Perpatih sebagai dasar identitas masyarakat. [ 7 ] Oleh karena itu, peran Raja Melewar sangat krusial, baik sebagai pendiri dinasti maupun katalis pembentukan Negeri Sembilan sebagai entitas politik mandiri berlandaskan Adat Perpatih. [ 8 ]
2. Latar Belakang dan Asal Usul
2.1 Konteks Sejarah Negeri Sembilan Abad ke-18
Wilayah yang kini dikenal sebagai Negeri Sembilan telah menerima imigrasi masyarakat Minangkabau sejak abad ke-15, bahkan mungkin lebih awal. [ 9 ] Mereka membawa sistem sosial, adat, dan budaya, terutama Adat Perpatih yang bersifat matrilineal. [ 3 ] Awalnya, permukiman Minangkabau berada di bawah naungan Kesultanan Melaka, kemudian Kesultanan Johor Riau setelah kejatuhan Melaka. [ 1 ] Pada abad ke-16, komunitas Minangkabau tersebar di pantai barat Tanah Melayu, seperti Naning dan Rembau. Pada abad berikutnya, mereka menyusuri Sungai Muar menuju hulu melalui Jalan Penarikan, membuka Jelebu, Jempol, Ulu Muar, dan Seri Menanti. Bukti Portugis mencatat partisipasi Minangkabau membantu Johor menyerang Portugis di Melaka pada 1586. [ 10 ] Rembau tercatat sebagai kerajaan sah pada 1540 dan berkembang puncaknya pada pertengahan abad ke-17, sebagaimana perjanjian Belanda menyebut “Rembau and its nine states” pada 1646.
Namun menjelang abad ke-18, Kesultanan Johor Riau melemah. Krisis internal, khususnya setelah pembunuhan Sultan Mahmud Shah II pada 1699 dan perebutan tahta berikutnya, [ 5 ] melemahkan kendali Johor atas wilayah-wilayah naungannya, termasuk Negeri Sembilan. Tekanan luar, terutama kebangkitan Bugis, semakin memperburuk situasi. [ 5 ] Dalam kekosongan kekuasaan ini, struktur politik lokal yang terdiri dari luak-luak (daerah adat) di bawah Penghulu (kemudian Undang) berupaya mempertahankan otonomi dan Adat Perpatih sebagai dasar kehidupan. [ 11 ] Setiap luak berfungsi sebagai unit politik semi-otonom, dipimpin oleh Undang dengan lembaga penasihat Buapak. [ 11 ] Kelemahan Johor membuka peluang bagi penghulu untuk mengundang pemimpin dari Pagaruyung sebagai simbol legitimasi adat tertinggi. [ 1 ]
2.2 Undangan dari Pagaruyung
Menghadapi ketidakstabilan, para penghulu utama – Penghulu Sungai Ujong, Jelebu, Johol, dan Rembau (kemudian Undang Empat) – berpakat sekitar 1760–1770 untuk mencari pemimpin raja dari Pagaruyung. [ 12 ] Pagaruyung dianggap pusat adat Minangkabau dan sumber Adat Perpatih. [ 6 ] Pengiriman putera raja menjamin penerimaan internal dan penyatuan di bawah adat yang sama, setelah calon-calon sebelumnya gagal mematuhi Adat Perpatih. [ 3 ]
Rombongan yang dipimpin Panglima Bandan dan Panglima Bandut dikirim ke Pagaruyung untuk menyampaikan permintaan. [ 13 ] Sultan Munim Syah III (Sultan Abdul Jalil Johan Berdaulat) [ 14 ] menyetujui, dan memilih putranya, Raja Mahmud, untuk diutus ke Negeri Sembilan. [ 14 ] Peristiwa ini mengukuhkan pepatah: “Beraja ke Johor” (kedaulatan nominal Johor), “Bertali ke Siak” (jalur keluarga Siak), dan “Bertuan ke Minangkabau” (legitimasi Pagaruyung). [ 13 ]
2.3 Silsilah Raja Melewar
Raja Melewar adalah putra Sultan Munim Shah III (Sultan Abdul Jalil Johan Berdaulat). [ 14 ] Nama lengkapnya Raja Mahmud ibni Almarhum Sultan Abdul Jalil Johan Berdaulat, dan setelah penobatan memakai gelar Raja Melewar. Baginda berketurunan Wangsa Pagaruyung dan beragama Islam.
3. Perjalanan dan Penobatan
3.1 Perjalanan ke Negeri Sembilan
Setelah dipilih, Raja Mahmud memulai perjalanan dari Pagaruyung ke Semenanjung Melayu, singgah di Siak yang membantu menyiapkan 40 pendekar pengawal. [ 13 ] [ 14 ] Dari Siak, rombongan berangkat ke Johor untuk mendapat pengesahan Sultan Johor melalui cap mohor. [ 13 ] [ 15 ] Cap mohor gaya Johor menandakan pengakuan eksternal, meski kekuasaan Johor telah merosot.
Rombongan melanjutkan ke Rembau via Naning dan Sungai Linggi, dan bertempur melawan pasukan Bugis pimpinan Daeng Kemboja. Kemenangan ini menegaskan kekuatan militer Raja Melewar sebelum tiba di Rembau.
Terdapat ketidaksesuaian kronologi antara tradisi dan catatan VOC Belanda, yang mencatat tokoh “Raja Rembau” aktif pada 1727–1728, sempat digulingkan oleh Raja Khatib dan kemudian kembali berkuasa pada Februari 1728. Hal ini menimbulkan hipotesis tentang keberadaan dua tokoh dengan gelar serupa atau tanggal 1773 sebagai persekutuan resmi, bukan kedatangan awal.
3.2 Penobatan sebagai Yamtuan Besar (1773)
Pada 1773, Raja Mahmud secara resmi dinobatkan sebagai Yang di-Pertuan Besar di Kampung Penajis, Rembau. Penobatan disaksikan seluruh ketua luak, menandai persetujuan kolektif. Gelar Yamtuan Besar mencerminkan sistem pembagian kekuasaan bersama Undang Empat, sesuai prinsip Adat Perpatih.
4. Pemerintahan (1773–1795)
4.1 Pusat Pemerintahan Awal
Raja Melewar awalnya bersemayam di Astana Raja, Rembau. Setelah mengokohkan kekuasaan, baginda memindahkan pusat ke Seri Menanti sebagai lokasi yang lebih stabil dan terlindung. Seri Menanti tetap menjadi ibu kota istana Negeri Sembilan hingga kini.
4.2 Penguatan Kekuasaan dan Adat Perpatih
Selama 22 tahun, baginda menegakkan Adat Perpatih sebagai landasan pemerintahan, menghormati peran Undang dan Lembaga. Dibentuk pula lembaga istana formal Orang Empat Istana, termasuk kerabat istri baginda, Che Sani. Dua cap mohor—gaya Pagaruyung dan gaya Johor—mewakili keseimbangan antara legitimasi adat dan pengakuan politik.
5. Keluarga
Raja Melewar menikah dengan Che Sani binti Penghulu Naam dari Rembau. Dari pernikahan itu lahir beberapa anak, antara lain:
- Tunku Puan Aishah (kemudian menikah dengan Raja Hitam)
- Tunku Totok (Raja Khalad)
- Tunku Kadir
Menantu baginda, Raja Hitam, menggantikan sebagai Yang di-Pertuan Besar kedua (1795–1808).
6. Wafat dan Penggantian
6.1 Wafat
Raja Melewar wafat pada 1795 dalam lawatan ke Rembau dan dimakamkan di Astana Raja (Bukit Serajin). Makam ini kini menjadi situs sejarah di bawah pengelolaan Lembaga Muzium Negeri Sembilan.
6.2 Proses Penggantian
Setelah wafat, Undang Empat memutuskan mengundang putera raja lagi dari Pagaruyung, sehingga menantu baginda, Raja Hitam, yang dipilih. Pola penobatan luar ini berlangsung hingga Raja Lenggang, baru kemudian putera Raja Lenggang, Raja Radin, dinobatkan sebagai Yamtuan Besar keempat, menandai awal warisan lokal.
Referensi
- ^ a b c Mohd Fauzan Zuraidi, Zuliskandar Ramli & Shamsuddi. "KEWUJUDAN KOTA RAJA MELEWAR BERDASARKAN SUMBER BERTULIS DAN DATA LAPANGAN." UKM Journal Article Repository. http://journalarticle.ukm.my/14444/1/206-348-1-SM.pdf . Diakses 16 April 2025.
- ^ Ibid.
- ^ a b c "Adat Perpatih in Malaysia: Nature, History, Practice, and Contemporary Issues." ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/378460501_Adat_Perpatih_in_Malaysia_Nature_History_Practice_and_Contemporary_Issues . Diakses 16 April 2025.
- ^ "Malaycivilization: Raja Melewar." malaycivilization.com.my. https://malaycivilization.com.my/omeka/files/original/0f04e4ed153c5efe07253422959384fe.pdf . Diakses 16 April 2025.
- ^ a b c "Sejarah Pengamalan Adat Perpatih di Negeri Sembilan." JMM. http://www.jmm.gov.my/files/ORIGINAL%20NOTA%20SEJARAH%20PENGAMALAN%20ADAT%20PERPATIH%20DI%20NEGERI%20SEMBILAN%20PDF.pdf . Diakses 16 April 2025.
- ^ a b Ibid.
- ^ Ibid.
- ^ Ibid.
- ^ "Jurnal Arkeologi Malaysia." arkeologimalaysia.org.my. . Diakses 16 April 2025.
- ^ Abu Talip bin Ramli. Sejarah Penghijrahan dan Petempatan Orang Minangkabau di Negeri Sembilan . Projek Sarjana Muda Sastera, UKM, Bangi, 2001.
- ^ a b Ibid.
- ^ "Salasilah Kerabat Diraja Pagaruyung." suprizaltanjung.wordpress.com. https://suprizaltanjung.wordpress.com/2012/07/26/moyang-salleh-siamang-gagap-raja-melewar-dan-negeri-sembilan/ . Diakses 16 April 2025.
- ^ a b c d "Prosiding Seminar Antarabangsa Kebudayaan Adat Minangkabau." UKM ATMA. https://www.ukm.my/atma/wp-content/uploads/2022/04/Prosiding-SEMINANG-2022.pdf . Diakses 16 April 2025.
- ^ a b c d Ibid.
- ^ "Majlis Penyerahan Makam Raja Melewar." MKN.gov.my. https://mkn.gov.my/web/ms/2022/03/15/majlis-penyerahan-makam-raja-melewar-secara-rasmi-di-bawah-pentadbiran-lembaga-muzium-negeri-sembilan/ . Diakses 16 April 2025.
Daftar Pustaka
- Zuraidi, Mohd Fauzan; Ramli, Zuliskandar; Shamsuddi. "KEWUJUDAN KOTA RAJA MELEWAR BERDASARKAN SUMBER BERTULIS DAN DATA LAPANGAN." UKM Journal Article Repository.
- "Adat Perpatih in Malaysia: Nature, History, Practice, and Contemporary Issues." ResearchGate.
- "Sejarah Pengamalan Adat Perpatih di Negeri Sembilan." Jabatan Muzium Malaysia.
Didahului oleh:
Pendiri |
Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan
1773–1795 |
Diteruskan oleh:
|