![]() |
Artikel ini
perlu dikembangkan dari
artikel terkait
di Wikipedia bahasa Inggris
.
(April 2025)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
|

Peluru kendali anti-balistik ( bahasa inggris : anti-ballistic missile atau ABM) merupakan sejenis peluru kendali yang dirancang untuk mempertahankan penggunanya dari serangan peluru kendali balistik . Istilah ABM merupakan istilah umum yang mendefinisikan segala macam sistem serupa untuk mengatasi ancaman balistik; meskipun demikian, istilah ini umum digunakan untuk sistem yang dirancang secara spesifik untuk melawan peluru kendali balistik antar benua (ICBM).
Sejarah
Perang Dunia II
Gagasan untuk menghancurkan roket atau peluru kendali dalam ranah perang pertama kali muncul sekitar tahun 1940-1950, bersamaan dengan kemunculan pertama peluru kendali balistik modern di peperangan dalam wujud V-1 dan V-2 milik Jerman Nazi selama Perang Dunia II . V-1, yang merupakan senjata serupa pertama, disebut juga sebagai "bom terbang", masih diluncurkan dengan kecepatan rendah, sehingga dapat dicegat dan dihancurkan oleh pesawat tempur milik Britania Raya. Selain menggunakan pesawat tempur, penggunaan meriam anti-udara yang terpusat terbukti lebih efektif dalam menghancurkan peluru kendali tersebut, dengan tingkat kesuksesan setinggi 95%. [ 1 ]
Keadaan berubah ketika peluru kendali V-2 mulai digunakan. Rudal balistik yang sudah menyerupai peluru kendali balistik modern ini memiliki riwayat penggunaan yang hampir sempurna. Radar yang digunakan pada masa ini hanya berfungsi efektif dalam memperkirakan lintasan terbang dan lokasi peluncuran peluru kendali tersebut. Perkiraan pada masa itu adalah pencegatan rudal yang terbang dengan ketinggian dan kecepatan sedemikian rupa, memerlukan senjata yang dapat bereaksi secara instan dan berjarak sangat jauh, dimana keduanya masih tidak memungkinkan untuk terwujud pada masa dimana pemrosesan komputer berkecepatan tinggi dapat digunakan.
Pasca Perang Dunia II
Pada tahun 1950-an, teknologi komputer telah berkembang sedemikian rupa sehingga memperbolehkan tahap-tahap awal perkembangan sistem pertahanan anti-peluru kendali balistik untuk dimulai.
Perjanjian Peluru Kendali Anti-Balistik Tahun 1972
Masalah teknis, ekonomi, dan politik yang dijelaskan menghasilkan perjanjian ABM pada tahun 1972, yang membatasi penggunaan dan pengerahan peluru kendali anti-balistik secara strategis.
Berdasarkan perjanjian ABM dan revisi tahun 1974, setiap negara diizinkan untuk mengerahkan hanya 100 ABM untuk melindungi satu area kecil. Uni Soviet tetap mempertahankan pertahanan mereka di Moskow. AS menetapkan lokasi ICBM mereka di dekat Pangkalan Angkatan Udara Grand Forks, Dakota Utara, sementara situs Safeguard sudah dalam tahap pengembangan tingkat lanjut. Sistem radar dan peluru kendali anti-balistik berada sekitar 90 mil di sebelah utara/barat laut Grand Forks AFB, dekat Concrete, Dakota Utara. Rudal-rudal tersebut dinonaktifkan pada tahun 1975. Situs radar utama (PARCS) masih digunakan sebagai radar ICBM peringatan dini, menghadap relatif ke utara. Tempat ini terletak di Stasiun Angkatan Udara Cavalier, Dakota Utara.
Penerapan Sistem Anti-Rudal Balistik Taktis
Sistem rudal Arrow Israel pertama kali diuji coba pada tahun 1990, sebelum Perang Teluk pertama. Arrow didukung oleh Amerika Serikat sepanjang tahun 1990-an.
Patriot adalah sistem ABM taktis yang pertama kali digunakan, meskipun tidak dirancang sejak awal untuk tugas tersebut dan karenanya memiliki keterbatasan. Sistem ini digunakan selama Perang Teluk 1991 untuk mencoba mencegat rudal Scud Irak. Analisis pascaperang menunjukkan bahwa Patriot jauh lebih tidak efektif daripada yang diperkirakan sebelumnya karena ketidakmampuan radar dan sistem kendali untuk membedakan hulu ledak dari objek lain ketika rudal Scud pecah saat masuk kembali.
Abad ke-21
Sistem anti-ICBM terkini
- A-135 milik Rusia
- Arrow 3 milik Israel
- Ground-based midcourse defense system (GMD) milik Amerika Serikat
- Aegis ballistic missile defense system milik Amerika Serikat
Sistem taktis terkini
Republik Rakyat China
Jepang
Amerika Serikat
Israel
Lihat Pula
Referensi
- ^ Canavan, Gregory (2003). Missile defense for the 21st century . Ballistic missile defense technical studies series / Heritage Foundation. Heritage Foundation. Washington, DC: Heritage Foundation. ISBN 978-0-89195-261-9 .