Barito Raya
Rumpun bahasa Barito
|
|||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Kalimantan bagian selatan dan timur; Madagaskar ; sebagian pesisir Sabah , Kepulauan Sulu , Sulawesi , dan Nusa Tenggara | ||||||||
Penutur
|
|||||||||
|
|||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||
LINGUIST List
![]() |
bart
|
||||||||
Glottolog |
grea1283
[
1
]
|
||||||||
![]() |
|||||||||
Rumpun bahasa Barito
atau
Barito Raya
adalah sebuah usulan
ataupun
(
linkage
) dalam
cabang Melayu-Polinesia
dari
rumpun bahasa Austronesia
. Rumpun ini mencakup sebagian bahasa-bahasa jati yang dituturkan di
Kalimantan
bagian selatan,
kluster Malagasi
yang dituturkan di
Madagaskar
, serta
cabang Sama-Bajau
yang utamanya dituturkan di sebagian pesisir dan perairan
Sabah
,
Kepulauan Sulu
,
Sulawesi
, dan
Nusa Tenggara
.
[
2
]
Penggolongan
Rumpun Barito pertama kali diusulkan sebagai subkelompok oleh linguis Alfred Hudson (1967), dengan tiga cabang utama yaitu Barito Barat, Barito Timur, dan Barito-Mahakam (hanya mencakup bahasa Tunjung ). [ 3 ]
-
Barito (Hudson 1967)
- Barito Barat
-
Barito Timur
- Barito Tenggara ( Ma'anyan , Dusun Witu , Malagasi )
- Barito Tengah-Timur ( Dusun Malang , )
- Barito Timur Laut ( Taboyan , Lawangan , Bentian, Pasir, Benuaq)
- Barito-Mahakam (Tunjung)
Dalam sebuah artikel yang terbit pada tahun 2006, Robert Blust menunjukkan bahwa bahasa-bahasa Sama-Bajau tampaknya juga berbagi inovasi kosakata dengan bahasa-bahasa Barito pada umumnya, walaupun bukti yang ada tidak cukup untuk menyatukannya dengan salah satu dari tiga cabang versi Hudson. [ 4 ] Sementara, Smith ( 2017 , 2018 ) menolak pengelompokan Barito Barat dan Barito Timur karena lemahnya inovasi bersama yang dijadikan dasar pengelompokan keduanya. Ia menaikkan cabang-cabang di bawah Barito Barat dan Timur satu tingkat ke atas dan mengusulkan hubungan beruntai atau linkage antara cabang-cabang ini. [ 5 ]
-
Barito (Smith 2018)
- Barito Barat Laut (Kadorih, Siang, Murung)
- Barito Barat Daya (Ngaju, Kapuas, Bakumpai)
- Sama-Bajau ( Yakan , dsb.)
- Barito Tenggara (Ma'anyan, Dusun Witu, Dusun Balangan , Malagasi)
- Barito Tengah-Timur (Dusun Malang, Dusun Bayan, Paku , Samihim )
- Barito Timur Laut (Taboyan, Lawangan, Bentian, Pasir, Benuaq)
- Tunjung
Berbeda dari penggolongan konvensional sebuah rumpun yang didasarkan pada , sebuah untaian menunjukkan pola inovasi bunyi yang saling berkaitan antarcabangnya, tanpa adanya inovasi bermutu tinggi yang dialami oleh seluruh cabang secara bersamaan. Cabang-cabang sebuah untaian diturunkan dari kesinambungan dialek kuno yang mengalami pemajemukan secara in situ , alih-alih sebagai akibat perpecahan populasi dan migrasi. [ 6 ] Smith menggambarkan pola persebaran beruntai untuk inovasi bunyi cabang-cabang Barito sebagai berikut (Sama-Bajau diwakilkan oleh bahasa Yakan):
Barat Laut | Barat Daya | Yakan | Tenggara | Tengah-Timur | Timur Laut | Tunjung | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
*r > h | + | + | + | + | |||
*ə > e | + | + | + | + | |||
*z > *d > (r) | + | + | + | + | |||
*-R > j | + | + | + | ||||
*-b > w | + | + | + | ||||
*-d > r | + | + | + | ||||
*-l > r | + | + | |||||
*d- > r | + | + | + | ||||
*b- > w | + | + |
Pola persebaran inovasi ini secara garis besar selaras dengan letak geografis wilayah tutur masing-masing cabang. Cabang yang wilayah tuturnya bertetangga akan berbagi satu atau lebih inovasi yang sama (Malagasi dapat dianggap berasal dari wilayah yang sama dengan bahasa-bahasa Barito Tenggara lainnya). Berdasarkan pola persebaran inovasi ini pula, dapat diperkirakan bahwa leluhur ragam-ragam Sama-Bajau dulunya bertetangga dengan leluhur Barito Barat Daya dan Barito Tenggara, kemungkinan lebih dekat dengan kawasan pesisirnya. [ 8 ]
Smith juga mengusulkan bahasa Basap yang dituturkan di timur laut Kalimantan sebagai kerabat bahasa-bahasa Barito yang terputus dari kesinambungan untaian, dan menyebut subkelompok gabungan ini sebagai rumpun Basap–Barito . [ 9 ]
Rujukan
Sitiran
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Barito Raya" . Glottolog 4.8 . Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Smith (2018) , hlm. 13.
- ^ Hudson, Alfred B. 1967. The Barito isolects of Borneo: A classification based on comparative reconstruction and lexicostatistics. Data Paper no. 68, Southeast Asia Program, Department of Asian Studies, Cornell University. Ithaca, N.Y.: Cornell University,
- ^ Blust, Robert. 2006. 'The linguistic macrohistory of the Philippines'. In Liao & Rubino, eds, Current Issues in Philippine Linguistics and Anthropology . pp 31–68.
- ^ Smith (2018) , hlm. 18.
- ^ Smith (2018) , hlm. 15.
- ^ Smith (2018) , hlm. 25.
- ^ Smith (2018) , hlm. 26.
- ^ Smith (2018) , hlm. 28–31.
Daftar pustaka
- Adelaar, Karl Alexander (2005). "The Austronesian languages of Asia and Madagascar: a historical perspective". Dalam Adelaar, Alexander; Himmelmann, Nikolaus. The Austronesian languages of Asia and Madagascar . London and New York: Routledge. hlm. 1–42. ISBN 9780700712861 .
- Blust, Robert (2010). "The Greater North Borneo hypothesis". Oceanic Linguistics . University of Hawai'i Press. 49 (1): 44–118. JSTOR 40783586 .
- Blust, Robert (2013). The Austronesian languages . Asia-Pacific Linguistics. 8 . Canberra: Asia-Pacific Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, The Australian National University. ISBN 9781922185075 .
- Smith, Alexander D. (2017). The languages of Borneo: a comprehensive classification (Tesis Ph.D. Dissertation). University of Hawai‘i at Mānoa.
- Smith, Alexander D. (2018). "The Barito linkage hypothesis, with a note on the position of Basap" . Journal of Southeast Asian Linguistic Society . University of Hawai'i Press. 11 (1): 13–34.