![]() |
Artikel ini memiliki beberapa masalah.
Tolong bantu
atau diskusikan masalah-masalah ini di
.
(
Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini
)
|
![]() |
Artikel ini tidak memiliki
referensi
atau pranala luar ke
sumber-sumber tepercaya
yang dapat menyatakan
kelayakan
dari subyek yang dibahas.
( ) Artikel ini akan dihapus pada 11 Maret 2025 jika tidak diperbaiki.Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini . Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{ tunggu dulu }} |
Sisingamangaraja IV memiliki nama asli Tuan Sori Mangaraja.
Raja ini tertarik untuk memajukan keahlian dalam soal ramal-meramal Batak yang didasarkan pada ilmu perbintangan dan kalender Batak yang disebut parhalaan , yang dihitung menurut hari-hari Batak yang berjumlah tujuh hari. Yang rupanya telah mendapat pengaruh India , yaitu:
Pertama | hari Artia dari Aditya atau Matahari |
Kedua | hari Suma dari Soma atau bulan |
Ketiga | hari Anggara dari Anggara atau Mars |
Keempat | hari Muda dari Budha atau Merkurius |
Kelima | hari Boraspati dari Borhaspati atau Jupiter |
Keenam | hari Sikkora dari Syukra atau Venus, dan |
Ketujuh | hari Samsiar dari Syaaiskara atau Saturnus. |
Pembagian hari dalam tiap bulan selalu berjumlah 30 hari. Setiap nama hari akan muncul empat kali dalam satu bulan. Raja Si Singamangaraja ke IV ini juga menentukan peraturan tentang hukum. Ia tidak menyetujui hukum yang berbunyi: "hutang nyawa bayar nyawa", tetapi ia lebih menyukai perdamaian. Cara perdamaian dilakukan dengan cara mengajukan permohonan maaf atau manopoti salah dan menyembah minta ampun atau manomba uhum . Permintaan maaf ini harus disaksikan oleh rakyat dan raja-raja Parbaringin atau wakil raja Si Singamangaraja yang lain. Jika terjadi kerusuhan yang sampai berakibat kepada peperangan, maka raja akan datang sendiri untuk melerainya dan mengumumkan cease fire . Bila tidak ada yang menaatinya, menurut kepercayaan akan tertimpa kesusahan dan kecelakaan karena telah melawan tona atau perintah raja. Pencuri tidak perlu mendapat hukuman seperti cara raja Hamurabi dari Babilonia, yaitu tangan yang mencuri, maka harus dipotong. Tetapi jika seseorang mencuri barang orang lain, maka ia wajib mengembalikan harga barang yang dicurinya sebanyak tiga kali lipat, dan jika ia tidak sanggup untuk mengembalikannya, dapat diganti dengan cara bekerja pada orang yang telah dirugikannya. Setiap orang hukuman dan tawanan akan dapat grasi yang berarti bebas, jika raja Si Singamangaraja datang ke daerah tersebut, karena ia memang tidak menyukai adanya orang-orang yang terhukum dan menderita di daerah di mana ia sedang berada.
Raja Si Singamangaraja IV menikah dengan seorang perempuan dari marga Situmorang . lstrinya kemudian juga mengandung selama 17 bulan, kemudian melahirkan putranya yang bernama raja Pallongos yang kemudian menjadi Si Singamangaraja ke V . [ 1 ]
Daftar Pustaka
- ^ Tobing, Dra. Tiurma, L. (2008). Raja Si Singamangraja XII . Jakarta: Direktorat Nilai Sejarah, Direktorat Jenderal Sejarah Dan Purbakala, Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata. hlm. 24 – 25.
![]() |