PSIS Semarang Terancam Degradasi: Kelimpungan di Kandang, Konflik Suporter, dan Pemain Asing Melempem

PSIS Semarang tengah berjuang keras melawan ancaman degradasi di BRI Liga 1 2024/2025. (Siapa?) Tim berjuluk Mahesa Jenar ini mengalami penurunan performa signifikan, ditandai dengan tiga kekalahan beruntun di kandang sendiri, Stadion Jatidiri, (Dimana?) Semarang. (Kapan?) Sepanjang Februari 2025, PSIS hanya mampu mengumpulkan 22 poin, berjarak dua poin dari zona degradasi yang ditempati Madura United. (Apa?) Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor krusial. Pertama, performa inkonsisten di kandang sendiri yang sangat mengecewakan. Meskipun sempat menang atas Bali United, lima laga kandang berikutnya berakhir tanpa kemenangan, termasuk kekalahan telak dari Malut United (1-3), Persis Solo (1-2), Dewa United (1-4), dan Persib Bandung (0-1), serta imbang melawan PSM Makassar (1-1). (Bagaimana?) Secara keseluruhan, dari 12 laga kandang musim ini, PSIS hanya menang tiga kali, imbang satu kali, dan kalah delapan kali. Faktor kedua adalah konflik berkepanjangan antara manajemen dan suporter, Panser Biru dan Snex, yang berujung pada boikot pertandingan oleh suporter. (Mengapa?) Akibatnya, PSIS kehilangan dukungan penuh dari pendukungnya di laga kandang, bahkan beberapa pertandingan digelar tanpa penonton. Terakhir, performa pemain asing PSIS yang melempem juga turut menyumbang pada krisis gol yang dialami tim. Dengan hanya 18 gol dari 23 pertandingan, produktivitas PSIS sama rendahnya dengan Persis Solo yang berada di dasar klasemen. Ketidakmampuan para pemain asing, termasuk Sudi Abdallah, Evandro Brandao, Gali Freitas, dan Gustavo Souza dalam mencetak gol secara konsisten, semakin memperparah keadaan. (Bagaimana?) Secara keseluruhan, PSIS Semarang menghadapi tantangan besar untuk bertahan di BRI Liga 1, dan membutuhkan solusi cepat untuk mengatasi masalah internal dan meningkatkan performa tim di sisa musim ini.

PSIS Semarang tengah berjuang keras melawan ancaman degradasi di BRI Liga 1 2024/2025. (Siapa?) Tim berjuluk Mahesa Jenar ini mengalami penurunan performa signifikan, ditandai dengan tiga kekalahan beruntun di kandang sendiri, Stadion Jatidiri, (Dimana?) Semarang. (Kapan?) Sepanjang Februari 2025, PSIS hanya mampu mengumpulkan 22 poin, berjarak dua poin dari zona degradasi yang ditempati Madura United. (Apa?) Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor krusial. Pertama, performa inkonsisten di kandang sendiri yang sangat mengecewakan. Meskipun sempat menang atas Bali United, lima laga kandang berikutnya berakhir tanpa kemenangan, termasuk kekalahan telak dari Malut United (1-3), Persis Solo (1-2), Dewa United (1-4), dan Persib Bandung (0-1), serta imbang melawan PSM Makassar (1-1). (Bagaimana?) Secara keseluruhan, dari 12 laga kandang musim ini, PSIS hanya menang tiga kali, imbang satu kali, dan kalah delapan kali. Faktor kedua adalah konflik berkepanjangan antara manajemen dan suporter, Panser Biru dan Snex, yang berujung pada boikot pertandingan oleh suporter. (Mengapa?) Akibatnya, PSIS kehilangan dukungan penuh dari pendukungnya di laga kandang, bahkan beberapa pertandingan digelar tanpa penonton. Terakhir, performa pemain asing PSIS yang melempem juga turut menyumbang pada krisis gol yang dialami tim. Dengan hanya 18 gol dari 23 pertandingan, produktivitas PSIS sama rendahnya dengan Persis Solo yang berada di dasar klasemen. Ketidakmampuan para pemain asing, termasuk Sudi Abdallah, Evandro Brandao, Gali Freitas, dan Gustavo Souza dalam mencetak gol secara konsisten, semakin memperparah keadaan. (Bagaimana?) Secara keseluruhan, PSIS Semarang menghadapi tantangan besar untuk bertahan di BRI Liga 1, dan membutuhkan solusi cepat untuk mengatasi masalah internal dan meningkatkan performa tim di sisa musim ini.

Sumber : https://www.bola.com/indonesia/read/5925015/3-faktor-yang-membuat-psis-hadapi-ancaman-degradasi-bri-liga-1-kelimpungan-di-kandang-konflik-berkepanjangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Posts