Keputusan AC Milan memecat Paolo Maldini dari jabatan direktur teknik masih menyisakan polemik. Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid sekaligus mantan pemain dan pelatih AC Milan, terang-terangan mengkritik keputusan tersebut. Menurutnya, pemecatan Maldini merupakan kesalahan besar yang tak bisa dibenarkan.
Dalam wawancara baru-baru ini, Ancelotti membandingkan budaya menghargai sejarah di Real Madrid dengan apa yang terjadi di AC Milan. Ia menekankan bahwa di Real Madrid, sejarah sangat dihormati. Sementara itu, menurutnya, Milan justru telah menghapus sejarah dengan memecat Maldini, sosok yang dianggapnya mewakili identitas klub. Ancelotti bahkan menyebut Maldini sebagai representasi dari sejarah AC Milan.
Sentimen Ancelotti terhadap Maldini bukan tanpa alasan. Keduanya memiliki ikatan panjang dengan Rossoneri. Ancelotti, yang pernah bermain untuk Milan (1987-1992), kemudian menukangi klub tersebut selama bertahun-tahun (2001-2009), menorehkan berbagai prestasi gemilang, termasuk gelar Liga Champions. Ia melihat Maldini sebagai sosok yang memiliki profesionalisme dan dedikasi tinggi, mirip dengan Luka Modric, pemain andalannya di Real Madrid saat ini.
Pemecatan Maldini dan Ricky Massara yang terjadi kurang dari 48 jam setelah berakhirnya musim 2022/2023, hingga kini masih menjadi perdebatan panas di kalangan penggemar Milan. Ketidakstabilan yang dialami Rossoneri pasca kepergian Maldini pun seolah memperkuat argumen Ancelotti. Ironisnya, beredar kabar bahwa AC Milan sempat menghubungi Ancelotti untuk kembali melatih klub, menunjukkan betapa besarnya dampak kepergian Maldini bagi klub. Ancelotti, dengan pengalamannya yang mentereng baik sebagai pemain maupun pelatih, tegas menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan sebuah kesalahan fatal bagi AC Milan.
Keputusan AC Milan memecat Paolo Maldini dari jabatan direktur teknik masih menyisakan polemik. Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid sekaligus mantan pemain dan pelatih AC Milan, terang-terangan mengkritik keputusan tersebut. Menurutnya, pemecatan Maldini merupakan kesalahan besar yang tak bisa dibenarkan.
Dalam wawancara baru-baru ini, Ancelotti membandingkan budaya menghargai sejarah di Real Madrid dengan apa yang terjadi di AC Milan. Ia menekankan bahwa di Real Madrid, sejarah sangat dihormati. Sementara itu, menurutnya, Milan justru telah menghapus sejarah dengan memecat Maldini, sosok yang dianggapnya mewakili identitas klub. Ancelotti bahkan menyebut Maldini sebagai representasi dari sejarah AC Milan.
Sentimen Ancelotti terhadap Maldini bukan tanpa alasan. Keduanya memiliki ikatan panjang dengan Rossoneri. Ancelotti, yang pernah bermain untuk Milan (1987-1992), kemudian menukangi klub tersebut selama bertahun-tahun (2001-2009), menorehkan berbagai prestasi gemilang, termasuk gelar Liga Champions. Ia melihat Maldini sebagai sosok yang memiliki profesionalisme dan dedikasi tinggi, mirip dengan Luka Modric, pemain andalannya di Real Madrid saat ini.
Pemecatan Maldini dan Ricky Massara yang terjadi kurang dari 48 jam setelah berakhirnya musim 2022/2023, hingga kini masih menjadi perdebatan panas di kalangan penggemar Milan. Ketidakstabilan yang dialami Rossoneri pasca kepergian Maldini pun seolah memperkuat argumen Ancelotti. Ironisnya, beredar kabar bahwa AC Milan sempat menghubungi Ancelotti untuk kembali melatih klub, menunjukkan betapa besarnya dampak kepergian Maldini bagi klub. Ancelotti, dengan pengalamannya yang mentereng baik sebagai pemain maupun pelatih, tegas menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan sebuah kesalahan fatal bagi AC Milan.