CEO DBS: Resiko Tarif AS dan Suku Bunga Bayangi Ekonomi 2025

CEO DBS Prediksi Tahun 2025 yang “Bergelombang” di Tengah Ketidakpastian Tarif dan Kebijakan Moneter AS

DBS Group Holdings Ltd., bank terbesar di Singapura, menutup tahun 2024 dengan gemilang, mencetak laba bersih tertinggi sepanjang sejarah. Namun, CEO Piyush Gupta memprediksi tahun 2025 akan menjadi tahun yang “bergelombang” karena ketidakpastian kebijakan tarif dan moneter AS. Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC, Gupta menekankan perlunya “kelincahan” dan “kegesitan” untuk menghadapi tantangan ini.

Laba bersih DBS tahun 2024 melonjak 11% menjadi 11,4 miliar dolar Singapura (sekitar $8,4 miliar), sementara pendapatan naik 10% menjadi 22,3 miliar dolar Singapura. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan biaya yang tinggi dan penjualan pelanggan perbendaharaan yang mencapai rekor. Pendapatan bunga bersih juga meningkat 5% secara tahunan menjadi 15,04 miliar dolar Singapura. Saham DBS pun melesat ke rekor tertinggi intraday setelah pengumuman hasil keuangan ini.

Meskipun demikian, Gupta memperingatkan potensi dampak kebijakan ekonomi AS yang tak menentu. Ia mencatat bahwa administrasi bisa saja menggunakan alat ekonomi sebagai senjata, sehingga kebijakan tarif dan pajak dapat berubah secara tiba-tiba. Awalnya DBS memproyeksikan empat kali penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS di tahun 2025, tetapi kini merevisi prediksi tersebut menjadi hanya dua kali penurunan. Akibatnya, DBS memperkirakan pendapatan bunga bersih pada tahun 2025 akan lebih tinggi daripada tahun 2024.

Sebagai bagian dari strategi pengelolaan modal berlebih, DBS mengumumkan dividen akhir sebesar 60 sen dolar Singapura per saham untuk kuartal keempat, serta dividen “pengembalian modal” sebesar 15 sen dolar Singapura per saham untuk setiap kuartal di tahun 2025. Rasio kecukupan modal DBS saat ini berada di angka 17%, melampaui kisaran operasional 13%.

Pengumuman hasil keuangan ini menjadi yang terakhir bagi Gupta sebagai CEO DBS. Ia akan menyerahkan tongkat estafet kepada Wakil CEO Tan Su Shan pada 28 Maret di rapat umum pemegang saham tahunan. Setelah 15 tahun memimpin bank terbesar di Asia Tenggara ini, Gupta berencana untuk mengejar passion pribadinya di bidang konservasi dan pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Posts